About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Revolver .38



Inilah revolver .38. Dah lama tak melepaskan isi kandungannya. Maka hari ini hari yang ditunggu-tunggu. Pang!!! Pang!!! Pang!!!



Selesai menghabiskan peluru yang disediakan...







Masih sebagaimana mulanya...



...

134 Pengertian & Definisi Kurikulum

Judul : Kurikulum dan Pengajaran Tahun : 2008



Pengarang : Prof. Dr. S. Nasution, M. A. Halaman : 5



Penerbit : Bumi Aksara



1. Kurikulum : suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.



2. Kurikulum : adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal.



Judul : Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah



Pengarang : Dr. h. Nana Sudjana Tahun : 2005



Penerbit : Sinar Baru Algensindo Halaman : 3,4,5,7,17



3. Kurikulum : niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.



4. Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah pelaksanaanya. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang membina.



5. Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan rumusan masalah tersebut kurikulum dalam pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau disekesaikan anak didik untuk memperoleh ijasah.



6. Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis dan logis, di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.



7. Kurikulum adalah hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes.



8. Kurikulum adalah program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang di harapkan yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, di berikan kepasa siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi social anak didik.



9. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan pengajaran adalah pelaksanaan atau operasionalisasi dari rencana atau program.



10. Kurukulum adalah alat atau saran untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses pengajaran.



11. Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan untuk anak didik. Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak.



Judul :Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek Tahun : 2005



Pengarang : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata Halaman : 4,5,6



Penerbit : PT Remaja Rosdakarya, Bandung



12. (Ronald. C. Doll, 1974, Hal 22) The commonly accepted definition of the curriculum has changed from content of course of study and list of subject and courses to all the experience which are offered to learnes unders the auspises or direction of the school.



13. (Johnson, 1967, hal 130) Kurikulum….a structured series of itended learning out comes.



14. Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.



15. (Beauchamp, 1968, hal 6) A curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is the plant for education of pupils during their enrollment in given school. Beauchamp lebih memberikan tekanan behwa kurikulum adalah siatu rencana pendidikan atau pengajaran.



16. Caswel dan Chambell dalam buku mereka yang terkenal Curriculum Development (1935), kurikulum….to be composed of all experience children have a under the guidance of teacher.



17. Zais menjelaskan bahwa kurikulumbukan hanya merupakan rencana tertulis begi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingnkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.



18. Menurut Robert S. Zais (1976, hal 3), kurikulum sebagai bidang studi mencakup :1. The range of subject matters with which it is concerned (the substantive structure), and 2. The procedures of inkiuri and practice it follows (the syntactical structure).



19. Menurut George A. Beaucham (1976 hal 58-59), kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.



Judul : Seri Standar Nasional Pendidikan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan



Pengarang : Mashur Muslich Tahun : 2008



Penerbit : Bumi Aksara Halaman : 1



20. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional Pasal 1 ayat 19



Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.



Judul :Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi



Pengarang : Dr. Wina Sanjaya, M. Pd.



Tahun : 2005



Halaman : 2-5



21. Pengertian kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran dapat ditemukan dari definisi yang dikemukakan oleh Robert M. Hutchins (1936) yang menyatakan :



The curriculum should include grammar, reading, the toric and logic, and mathematic and addition at the secondary level introduce the great books of the western world.



22. Pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik diluar maupun di dalam sekolah asal kegiatan tersebut berasa di bawah tanggung jawab guru (sekolah).



23. Dorris Lee dan Murray Lee (1940), menyatakan kurikulum sebagai : Those experience of the child which the school in any way utilizes or attepts to influence.



24. H.H. Giles S. P, Mc Chutcen dan A. N Zechiel: The curriculum…The total experience with which the school deals in educating young people.



25. Romine (tokoh pendidikan) 1945



Curriculum interpreted to mean all of the organized courses, activities and experience which pupils have under direction of school wether in the class room or not.



26. Saylor and Alexander (1956)



The curriculum is the sum total of schools efforts to influence learning, wheter in class room, on the playground, or out of school.



27. Kurikulum sebagai rencana atau program belajar, Hilda Taba (1962):



A curriculum is a plan for learning therefore, whai is know about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of the curriculum.



28. Donald E. Orlasky, Othanel Smith (1978) dan Peter F. Olivva (1982) kurikulum pada dasarnya adalah sebuah perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.



Judul : Dasar- Dasar Kurikulum Bahasa



Pengarang : Prof.Dr. Henry Guntu Tarigan



Tahun : 1992



Halaman : 3



29. Kurikulum adalah suatu formulasi pedagogis yang termasuk paling penting dalam konteks PBM.



Judul : Curriculum Development and Instructional Planning



Pengarang : Dr. H.Larry Winecoff



Tahun : 1988



Halaman : 1



30. The Curriculum is generally defined as a plan developed to facilitate the teaching / learning procces under the direction and guidance of a school, college or university and its staf member.



31. Curriculum includes all of the planed activities and events which take place under the auspicies of and educational institution both formal and informal



Judul : Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran



Pengarang : Drs. Cece Wijaya,dkk



Tahun : 1988



Halaman : 24



32. Kurikulum dalam arti luas yaitu meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah.



Judul : Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum



Pengarang : Prof. Drs. H. Darkir



Tahun : 2004



Halaman : 1, 2, 4, 5, 6



33. Kurikulum adalah alat untuk mencapai pendidikan.



34. Kurikulum adalah program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu program yang direncanakan, diprogramkan dan dirancang yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu,sekarang maupun yang akan datang.



35. Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapi tujuan pendidikan.



36. William B. Ragam



Kurikulum adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.



37. Robert S. Flaming



Kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan sebagai seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.



38. David Praff



Kurikulum adalah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan.



39. Donald F.Gay (1960)dalam Asnah Said, menggunakan beberapa perumusan kurikulum sebagai berikut:



a. Kurikulum terdiri atas sejumlah bahan pelajaran yang secara logis.



b. Kurikulum terdiri atas pengalaman belajar yang direncanakan untuk membawa perubahan perilaku anak.



c. Kurikulum merupakan desain kelompok social untuk menjadi pengalaman belajar anak di sekolah.



d. Kurikulum terdiri atas semua pengalaman anak yang mereka lakukan dan rasakan di bawah bimbingan belajar.



40. Nengly and Evaras (1976)



Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.



41. Inlow (1966)



Kurikulum adalah susunan rangkaian dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi) dari hasil pengajaran.



42. Saylor (1958)



Kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi proses belajar mengajar baik langsung di kelas tempat bermain, atau di luar sekolah.



Judul : Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru



Pengarang :Kunandar, S. Pd, M. Si, dalam 2007



Penerbit: PT. Raga Grafindo Persada Hal : 122-123



43. Dalam kamus Webster tahun 1955



Kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus di tempatkan untuk mencapai suatu ijasah.



Judul : Asas-Asas Kurikulum.. Penerbit : Bumi Aksara



Pengarang : Prof. Dr. S. Nasution, M. A Halaman : 4,5,6,7,8



Beberapa definisi kurikulum dari beberapa ahli:



44. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut” The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.



45. Harold B. Albertycs, dalam Reorganizing the High School Curriculum (1965) memandang kurikulum sebagai ” all of the activities that are provided for student by the school”.



46. B. Othanel smith, W. O. Stanley dan J. Harlan Shores memandang kurikulum sebagai ” a asequence of potential experiences set up in the school for the purpose of displlning children and yoyuth in group ways of thinking and acting”.



47. William B. Ragan, dalam buku Modern Elementary Curriculum (1966), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut : The tendency in recent decades has been to use the term in a broader sense to refer to the whole life and program of the school. The term is used…to include all the experiences of children for which the school accepts responsibility. It denotes the results of efferots on the part of the adults of the children the finest, most whole some influences that exist in the culture.



48. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku school improvement. Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tanaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemingkinan memilih mata pelajaran.



49. Alice Miel, dalam bukunya Changing the curriculum: a social process (1946), Ia mengemukakan bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinanpengetahuan dan sikap orang-orang melayani dan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para pendidik dan personalia.



50. Edward A. Krug dalam The secondary school curriculum (1960) menunjukkan pendirian yang terbatas tapi realitas tentang kurikulum. Definisinya adalah ” A curriculum consists of the means used to achieve or carry out given purpose of schooling



51. Smith dan kawan-kawan memandang kurikulum sebagai rangkaian pengalaman yang secara potensial dapat di berikan pada anak.



52. Dalam kamus Webster (1955) kurikulum diberi arti : a. a course esp. a specified fixed as in a school or college. As one leading to a degree. b. The whole body of course offered in ad educational institution or department there of, the usual sense. Disini kurukulum khusus digunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yakni sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuluah di perguruan tunggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijasah atau tingkat.



Sumber: Makalah Masalah Pengembangan Konsep Kurikulum oleh Rachmayanti Tihan Tahun 2007



53. Kurikulum sebagai salah satu bentuk perubahan untuk memperbaiki proses pendidikan sehingga tercipta suatu efektifitas sekolah dimana ada suatu kombinasi antara apa yang telah dihasilkan sekolah (school output) dan apa yang telah dimasukkan ke dalam sekolah (school input).



54. Kurikulum itu dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan sisiwa untuk belajar.



55. Kurikulum merupakan tujuan dari pada hasil pembelajaran untuk menciptakan interaksi siswa yang diharapkan.



56. Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak (Valiga, T & Magel, C.)



57. Kurikulum secara pribadi adalah suatu jadwal dimana tidak mencakup semua pelajaran yang menyangkut teori maupun praktek yang dibuat oleh lembaga pendidikan untuk diterapkan oleh peserta didik selama mengikuti proses pendidikan tertentu sehingga dapat memperlancar pencapaian tujuan pengajaran.



58. Kurikulum dapat dipandang sebagai produk dimana hal ini menunjukkan suatu dokumen hasil perencanaan, pengembangan dan konstruksi kurikulum. Konsep yang dominant adalah mengenai kurikulum sebagai bahan yang diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh murid.



59. Kurikulum sebagai program meliputi peristiwa di sekolah yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.



60. Kurikulum sebagai kegiatan belajar sehingga tidak hanya mementingkan bahan tapi juga mementingkan proses belajar. Hal ini meliputi ketrampilan, pengetahuan, sikap terhadap belajar dan mementingkan hasil.



61. Kurikulum sebagai pengalaman



62. Kurikulum merupakan langkah untuk menerjemahkan bahan yang tercantum didalamnya sehingga dibutuhkan suatu strategi mengajar yang meliputi metode, prosedur, dan teknik yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan.



63. Kurikulum yaitu serangkaian interaksi global yang menyediakan bahan dasar untuk mengajar yang bersifat khusus.



64. Kurikulum adalah suatu bagian dari manajemen pendidikan.



Sumber: www.bsn.or.id/SNI



65. Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi. (Badan Standardisasi Nasional SIN 19-7057-2004 tentang Kurikulum Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan).[1]



Sumber: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/pengertian-kurikulum/



66. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah atau pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah.



67. George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : ” A Curriculun is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”.



68. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum yaitu to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : ” …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school.



69. Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:



1. kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.



2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.



3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.



4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.



70. Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.



Sumber: http://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04/evaluasi-kurikulum-pengertian-kepentingan-dan-masalah-yang-dihadapi/



71. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);



72. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.).



73. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);



74. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.



75. Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.



Sumber: http://destalyana.blogspot.com/2007/09/beberapa-pengertian-kurikulum.html

Beberapa pengertian kurikulum, yaitu:



76. www.ppk.kpm.my/definasi.htm



” Suatu program pendidikan yang termasuk kurikulum dan kegiatan kokurikulum yang merangkumi semua pengetahuan, kemahiran, norma, nilai, unsure kebudayaan dan kepercayaan untuk membantu perkembangan seseorang murid dengan sepenuhnya dari segi jasmani, rohani, mental dan emosi serta untuk menanam dan mempertingkatkan nilai moral yang diingini dan untuk menyampaikan pengetahuan”



Akta Pendidikan 1996 [Peraturan-peraturan (Kurikulum Kebangsaan) Pendidikan 1997]



77. www.kopertis4.or.id



Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.



(Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman PenyusunanKurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa)



78. www.ciast.gov.my/backup/malay



Curriculum as, ‘All the learning which is planned andguided by the school, whether it is carried on ingroups or individually, inside or outside the school.



ways of approaching curriculum theory and practice:



1. Curriculum as a body of knowledge to be transmitted.



2. Curriculum as an attempt to achieve certain ends in students - product.



3. Curriculum as process.



(quoted in Kelly 1983: 10; see also, Kelly 1999)



79. www.mail-archive.com/ppi@freelists.org/msg29777.html



Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk; (2) kurikulum sebagai program; (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan: dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.



(Beane dkk 1986)



80. www.karyanet.com.my/knet/ebook



‘Kurikulum’ dalam bahasa Latin mempunyai kata akar ‘curere’. Kata ini bermaksud ‘laluan’ atau ‘jejak’. Secara yang lebih luas pula maksudnya ialah ‘jurusan’ seperti dalam rangkai kata jurusan peperangan’. Perkataan’kurikulum’ dalam bahasa Inggris mengandungi pengertian ‘jelmaan’ atau ‘metamorfosis’. Paduan makna kedua-dua bahasa ini menghasilkan makna bahawa perkataan kurikuluin’ ialah ‘laluan dan satu peringkat ke satu peningkat’. Perluasan makna ini memberikan pengertian ‘kurikulum’ dalam perbendaharaan kata pendidikan bahasa Inggeris sebagai jurusan pengajian yang diikuti di sekolah.



(Kliebard, 1982)



81. www.kopertis4.or.id



Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out7 comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.Perencanaan tersebut disusun secara terstrukturuntuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.



(Grayson 197)



82. www.kopertis4.or.id



Kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.



(Harsono 2005)



83. www.hotnickname.blogspot.com



Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran



(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003



tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan)



84. www.bsn.or.id/SNI



Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi



(Badan Standardisasi Nasional SNI 19-7057-2004 tentang



Kurikulum pelatihan hiperkes dan keselamatankerja bagi dokter perusahaan)



85. www.metos2004.250free.com/curriculum/kurikulum.htm



Kurikulum dapat diartikan sebagai pengajian di sekolah dengan mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga masa kini. Pembentukan kurikulum menekankan kepetingn dan keperluan masyarakat.



(John Dewey 1902;5



dalam bukunya ‘The Child and The Curriculum’)



86. www.destalyana.blogspot.com



Kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah dan terarah, terumpu kepada perkembangan kebolehan individu atau satu siri latihan pengalaman langsung secara sedar digunakan oleh sekolah untuk melengkap dan menyempurnakan pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepada pemupukan perkembangan individu melalui segala pengalaman termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.



(Frank Bobbit 1918,



dalam buku ‘The Curriculum’)



87. www.depdiknas.go.id/jurnal



Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah



(Hilda Taba ;1962



dalam bukunya “Curriculum Development Theory and Practice)



88.www.depdiknas.go.id/jurnal/35



Menurut Hasan Kurikulum bersifat fleksibilitas mengandung dua posisi. Pada posisi pertama berhubungan dengan fleksibilitas sebagai suatu pemikiran kependidikan bagi diklat. Dengan demikian, pada posisi teoritik yang harus dikembangkan dalam kurikulum sebagai rencana. Pengertian kedua yaitu sebagai kaidah pengembang kurikulum. Terdapatnya posisi pengembang ini karena adanya perubahan pada pemikiran kependidikan atau pelatihan.



S. H. Hasan (1992)



Sumber: http://www.sabda.org/pepak/pustaka/020077/



89. Secara tradisional, “kurikulum” biasa dimengerti sebagai serangkaian program yang berisi rencana-rencana pelajaran yang telah disusun sedemikian rupa yang dapat dipakai secara langsung oleh guru untuk mengajar..



90. Dalam arti kontemporer “kurikulum” diartikan secara lebih luas, karena kurikulum tidak lagi menekankan pada daftar isi materi rencana pelajaran yang memiliki topik-topik yang telah disusun, tapi lebih menekankan kepada pengalaman-pengalaman proses belajar mengajar yang dapat diberikan kepada para murid dalam konteks dimana murid-murid berada.



91. Dalam konteks pelayanan anak Kristen “kurikulum” dimengerti sebagai program pengajaran lengkap untuk anak-anak yang di dalamnya mencakup daftar subyek/topik pengajaran dalam Alkitab yang telah diintegrasikan dengan pengalaman-pengalaman untuk disesuaikan dengan konteks gereja setempat yang berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab dan yang berpusat pada Kristus serta dipimpin oleh Roh Kudus untuk tujuan pertumbuhan rohani murid (anak didik).



Sumber: http://maydina.multiply.com/journal/item/551/Apa_itu_kurikulum



92.M. Skilbeck (1984):



The learning experiences of students, in so far as they are expressed or anticipated in goals and objectivies, plans and designs for learning and implementation of these plans and design in school environments. (pengalaman-pengalaman murid yang diekspresikan dan diantisipasikan dalam cita-cita dan tujuan-tujuan, rencana-rencana dan desain-desain untuk belajar dan implementasi dari rencana-rencana dan desain-desain tersebut di lingkungan sekolah.



93. J.Wiles & J.Bondi (1989):



The curriculum is a goal or a set of values, which are activated through a development for students. The degree to which those experiences are a true representation of the envisioned goal or goals is a direct function of the effectiveness of the curriculum development efforts. (Kurikulum ialah seperangkat nilai-nilai, yang digerakkan melalui suatu pengembangan proses kulminasi dalam pengalaman-pengalaman di kelas untuk murid-murid. Tingkat terhadap pengalaman tersebut merupakan suatu representasi yang benar terhadap cita-cita yang diimpikan ialah suatu fungsi langsung daripada efektivitas dari usaha-usaha pengembangan kurikulum)



94. Kurikulum ialah suatu patokan rencana-rencana dalam hal penyelenggaran pembelajaran yang memiliki tujuan dan cita-cita tertentu yang berlandaskan pada pengalaman-pengalaman pembelajaran sebelumnya, yang bersifat flexible (dapat mengalami-mengalami perbaikan) dan didesain oleh sekolah agar murid-murid itu memiliki representasi fungsi langsung di masyarakat.



Sumber:http://www.gpdi.us/index.php?option=com_content&view=article&id=313:pengertian-kurikulum&catid=54:pelnap&Itemid=25



95. Kurikulum adalah sederetan materi yang harus ditempuh atau diajarkan di sekolah minggu. Materi yang dipelajari biasanya berupa pengalaman di masa lampau artinya tentang pengalaman mengajar sebelumnya. Pengertian Kurikulum



96. Menurut Nasution, “Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.” ( Nasution, kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 1999, hal.5).



97. Kurikulum merupakan suatu perencanaan dalam proses belajar dan mengajar di sekolah minggu. Perencanaan mencakup seluruh aspek kehidupan dari anak sekolah minggu. Baik itu Kognitif (pengetahuan/pikiran), afektif (perasaan) dan behavior (tingkah laku).



Sumber: http://pakdesofa.blog.plasa.com/archives/16



98. Bam pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidangpendidikan dengan arti sejumlah matapelajaran pada perguruan tinggi. Di dalam kamus tersebut (Webster), kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu:



1) sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di sekolah atau perguruan tinggi untuk memoeroleh ijazah tertentu.



2) sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen.



99. Kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu:



1) Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran



2) Kurikulum diartikan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh murid dan sekolah



3) Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar murid



100. Menurut pandangan tradisional, sejumlah pelajaran yang harus ditempuh murid di suatu sekolah ilulah yang merupakan kurikulum, sehingga menimlbulkan kesan seolah-olah belajar di sekolah hanya sekedar mempelajari bukubuku teks yang sudah ditentukan sebagai bah an pelajaran.



101. Sedangkan menurut pandangan modem, kurikulumlebih dan sekedar rencanapelajaran. Kurikulum di sini dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini bertolak dari sesuatu yang bersifat aktual sebagai suatu proses.



Sumber: http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/12/pengertian-kurikulum.html



102. Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.



103. Kurikulum ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata currere, yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finish. Jarak dari start sampai finish ini disebut currere (Subandijah, 1993: 1).



104. Pendapat lain mengatakan pada mulanya kurikulum dijumpai dalam dunia atletik pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir yang artinya pelari, dan curere artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan curriculum mempunyai arti “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari (Syafruddin Nurdin, 2002: 33).



105. Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai kehidupannya (Al-Syaibany, 1997: 478).



106. Apabila pengertian manhaj atau kurikulum dikaitkan dengan pendidikan, maka berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka (Al-Syaibany, 1997: 478).



Sumber:http://us.geocities.com/gpibimmanueldepok/Kur_BPK_PT.htm



107. Pengertian kurikulum dalam arti yang luas menyangkut seluruh aspek dalam sebuah proses belajar-mengajar yang terjadi dalam upaya pendidikan yang diterapkan dalam sebuah lembaga (keluarga, sekolah, gereja, masyarakat dlsb) untuk mencapai tujuan yang diharapkan.



108. Kurikulum dalam pengertian yang sempit adalah bagian dari keseluruhan aspek dalam sebuah proses belajar-mengajar yang tertuang secara tertulis dan dipergunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh sebuiah lembaga



Sumber: http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1518



109. Kurikulum diartikan sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui uatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis.



110. Oleh karena itu Oliva (1997:12) mengatakan



“Curriculum itself is a construct or concept, a verbalization of an

extremely complex idea or set of ideas”.



111. Pengaruh pandangan filosofi terhadap pengertian kurikulum ditandai oleh pengertian kurikulum yang dinyatakan sebagai “subject matter”, “content” atau bahkan “transfer of culture”.



112. Dalam istilah yang digunakan Tanner dan Tanner (1980:104) perennialism mengembangkan kurikulum yang merupakan proses bagi “cultivation of the rational powers: academic excellence” sedangkan essentialism memandang kurikulum sebagai rencana untuk mengembangkan

“academic excellence dan cultivation of intellect”. (Tanner dan Tanner, 1980:109)



113. Kurikulum adalah “statement of objectives” (McDonald; Popham), ada yang mengatakan bahwa kurikulum adalahrencana bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran atau instruction



(Saylor, Alexander,dan Lewis, 1981)



114. Kurikulum adalah dokumen tertulis yang berisikan berbagai komponen sebagai dasar bagi guru untuk mengembangkan kurikulum guru (Zais,1976:10).



115. Kurikulum adalah rencana yang mungkin saja terlaksana tapi mungkin juga

tidak sedangkan apa yang terjadi di sekolah/kelas adalah sesuatu yang

benar-benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana tetapi mungkin juga

berbeda atau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan.



116. Definisi yang dikemukakan oleh Unruh dan Unruh (1984:96)

mewakili pandangan ini dimana mereka menulis curriculum is defined as a plan

for achieving intended learning outcomes: a plan concerned with purposes, with

what is to be learned, and with the result of instruction. Olivia (1997:8.)

mengatakan bahwa we may think of the curriculum as a program, a plan,

content, and learning experiences, whereas we may characterize instruction as

methods, the teaching act, implementation, and presentation.



117. Olivia (1997:8) termasuk orang yang setuju dengan pemisahan antara kurikulum dengan pengajaran dan merumuskan kurikulum sebagai a plan or program for all the

experiences that the learner encounters under the direction of the school.

Lebih lanjut ia mengatakan (Olivia, 1997:9) I feel that the cyclical has

much to recommend.



118. Marsh (1997:5) yang menulis curriculum is an interrelated set of plans and experiences which a student completes under the guidance of the school.



119. Schubert (1986:6) dengan mengatakan the interpretation that teachers give to subject matter and the classroom atmosphere constitutes the curriculum that students actually

experience.



120. Dool (1993:57) memperkuat pendapatnya tentang kurikulum yang ada

sekarang dengan mengatakan:Education and curriculum have borrowed some concepts from the stable, nonechange concept - for example, children following the pattern of their

parents, IQ as discovering and quantifying an innate potentiality. However, for

the most part modernist curriculum thought have adopted the closed version, one

where - trough focusing - knowledge is transmitted, transferred. This is, I

believe, what our best contemporary schooling is all about. Transmission frames

our teaching-learning process.



121. Jacobs (1999) yang membahas mengenai kurikulum

di Afrika, Kurikulum diartikan dari pandangan kependidikan yang menempatkan ilmu atau disiplin ilmu di atas segalanya (perennialism atau pun essentialism).



122. Kurikulum adalah materi yang dikembangkan dari disiplin ilmu; tujuan adalah penguasaan konsep, teori, atau hal yang terkait dengan disiplin ilmu.



123. Definisi kurikulum oleh kelompok “conservative” (perenialism dan essentialism), kelompok “romanticism” (romantic naturalism), “existentialism” mau pun “progressive” (experimentalism, reconstructionism) hanya memusatkan perhatian pada fungsi “transfer” dari apa yang sudah terjadi dan apa yang sedang terjadi. Seperti dikemukakan oleh McNeil (1977:19):



124. Kurikulum merupakan rancangan dan kegiatan pendidikan yang secara maksimal mengembangkan potensi kemanusiaan yang ada pada diri seseorang baik sebagai individu mau pun sebagai anggota masyarakat untuk kehidupan dirinya, masyarakat, dan bangsanya di masa mendatang.



125. Dalam pengertian “intrinsic” kependidikan maka kurikulum adalah jantung pendidikan Artinya, semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa yang direncanakan kurikulum.



126. Kurikulum adalah “construct” yang dibangun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan atau dikembangkan.



127. Kurikulum sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah social yang berkenaan dengan pendidikan.



128. Kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan dimana kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan.



Sumber: http://adogaloe.blogspot.com/2009/02/pengertian-dan-landasan-kurikulum.html



129. Kurikulum adalah suatu teknik/cara yang digunakan dalam penyampaian seluruh isi materi ajar secara urut, terstruktur dan berkesinambungan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran.



130. B. Bara, Ch (2008), Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk; (2) kurikulum sebagai program; (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan: dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.



(Beane dkk 1986)



131. Menurut Hasan Kurikulum bersifat fleksibilitas mengandung dua posisi. Pada posisi pertama berhubungan dengan fleksibilitas sebagai suatu pemikiran kependidikan bagi diklat. Dengan demikian, pada posisi teoritik yang harus dikembangkan dalam kurikulum sebagai rencana. Pengertian kedua yaitu sebagai kaidah pengembang kurikulum. Terdapatnya posisi pengembang ini karena adanya perubahan pada pemikiran kependidikan atau pelatihan. S. H. Hasan (1992)



132.Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah

(Hilda Taba ;1962)



Sumber: http://dhammacitta.org/artikel/willy-yandi-wijaya/memahami-kurikulum-pendidikan-buddhis



133. Kurikulum mencakup pengertian yang sempit, yaitu: seperangkat mata pelajaran (materi) yang diajarkan pada lembaga pendidikan.



134. Kurikulum yaitu: segala metode, cara, atau sistem pembelajaran yang diterapkan pada lembaga pendidikan, termasuk materi atau mata pelajaran yang diajarkan dan tempat pelaksanaan pendidikan.





Sumber: Kompasiana






IlyTrolak:



Sebagai mempelajari sesuatu berkaitan pendidikan atau kurikulum sudah tentu konsep utamanya perlu kita ketahui. Definisi yang tersenarai di atas adalah diambil dari sebuah laman dari negara jiran iaitu Indonesia. Namun ianya pasti ada gunanya untuk pelajar di negara ini. Saya kongsikan bersama, yang berkait ambillah sebagai ilmu, yang tidak biarkan ianya begitu. Penilaian adalah pada kita, semoga dapat yang terbaik antara terbaik.



Apabila Arak Menjadi Minuman Pilihan

Oleh Melati Mohd Ariff



KUALA LUMPUR, 10 Mac (Bernama) -- Menurut Laporan Status Global mengenai Alkohol dan Kesihatan 2011 Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO), hanya 45 peratus penduduk dunia tidak mengambil minuman beralkohol!



Congak-congakkanlah berapa ramai yang meneguk minuman ini jika diambil kira jumlah penduduk dunia yang kini melebihi enam bilion orang.



Laporan badan dunia itu juga menyebut pengambilan alkohol yang berbahaya ini menyebabkan kematian 2.5 juta orang setahun di samping menjadi punca penyakit serta kecederaan kepada lebih ramai orang.



WHO turut menyatakan kebimbangan amalan yang tidak sihat ini semakin melibatkan generasi muda serta peminum di negara sedang membangun.



Laporan Status Global mengenai Alkohol dan Kesihatan 2011 WHO ini dilancarkan pada akhir mesyuarat empat hari di Geneva, Switzerland sebagai inisitaif perlaksanaan Strategi Global Mengurangkan Penggunaan Berbahaya Alkohol.



TREND MEMBIMBANGKAN



Di dalam negara, situasi yang agak membimbangkan turut dikongsi beberapa 'rakan strategik' Persidangan Meja Bulat "Arak dan Pencegahannya: Pengalaman Agensi-agensi Berkaitan" anjuran Institut Kefahaman Islam Malaysia (Ikim) di sini baru-baru ini.



Persidangan Meja Bulat mengenai arak ini adalah program kedua anjuran Ikim selepas muzakarah bertajuk "Arak dan Permasalahannya" pada 30 Okt 2009.



Antara perkara yang perlu diberi perhatian serius ialah trend pengambilan minuman beralkohol yang semakin meningkat di kalangan remaja bukan Islam dan Islam (terutama Melayu).



Nisbah pengambilan minuman beralkohol antara lelaki dan wanita juga semakin mengecil di mana semakin ramai wanita yang mengambil minuman keras ini.



Statistik yang dikongsi wakil Kementerian Kesihatan, Dr Rozanim Kamaruddin pula menunjukkan 24.6 peratus mereka yang mengambil minuman beralkohol ini sebab untuk mabuk.



"Di bidang kesihatan ini adalah satu kemudaratan kesihatan yang apabila berterusan di masa hadapan akan menyebabkan mereka ketagih kepada minuman beralkohol ini.



"Berbeza dengan ketagih dadah, mereka yang ketagih alkohol tidak boleh serta merta menghentikan pengambilan alkohol. Jika ini dilakukan, risiko mereka untuk maut tinggi. Berhenti serta merta boleh mengakibatkan mereka mendapat sawan.



"Mereka yang ketagih kita nasihatkan pergi ke hospital kerana ada pemantauan berterusan dan akan diberi ubat untuk membantu mereka berhenti daripada mengambil minuman beralkohol ini," kata Dr Rozanim yang menyandang jawatan Ketua Penolong Pengarah Kanan, Unit Penyalahgunaan Alkohol, Kementerian Kesihatan.



BANYAK RISIKO



Alkohol bergantung kepada corak pengambilan minuman dan berapa banyak seseorang itu meminumnya bukan sahaja menyebabkan kemabukan tetapi ia juga mempunyai kesan toksik terhadap organ badan.



Antara penyakit kronik yang dikaitkan dengan pengambilan alkohol ialah penyakit cardiovascular, kanser mulut, tekak dan payu dara serta penyakit hati.



Pengambilan minuman beralkohol juga boleh menyebabkan kecelaruan tingkah laku dan mental akibat gangguan fungsi otak.



Menurut Dr Rozanim, 48 peratus daripada kes kecelaruan mental dan tingkah laku adalah berpunca daripada pengambilan alkohol selain daripada bahan-bahan psikoaktif yang lain seperti dadah, heroin dan ganja.



"Daripada laporan Jabatan Kebajikan Masyarakat 2008, 5.3 peratus daripada keseluruhan kes keganasan rumah tangga adalah berkaitan dengan alkohol.



"Sebanyak 4.5 peratus daripada keseluruhan kes baru penderaan kanak-kanak juga berkaitan dengan alkohol.



"Daripada laporan Polis Diraja Malaysia 2007, 0.5 peratus daripada keseluruhan kemalangan maut adalah berkaitan dengan pengambilan alkohol atau memandu di bawah pengaruh alkohol," kata Dr Rozanim.



LAGI STATISTIK POLIS



Statistik tangkapan pemandu yang memandu di bawah pengaruh alkohol di seluruh negara dalam operasi trafik Polis Diraja Malaysia (PDRM) merekod 536 kes pada 2010 berbanding hanya 163 kes pada 2009.



Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur mencatat jumlah tangkapan mabuk paling tinggi pada tahun lepas iaitu 216 kes berbanding 134 kes pada tahun sebelumnya.



Ini diikuti Sarawak dengan 120 kes pada 2010 dan 14 kes sahaja pada 2009. Pulau Pinang berada di tempat ketiga dengan 80 kes tangkapan mabuk pada 2010 berbanding hanya 2 pada 2009.



Statistik ini dikongsi Datuk Dr Ab Rahman Ismail, Ketua Penolong Pengarah, Bahagian Penyelidikan dan Keurusetiaan Cawangan Khas PDRM ketika sesi pembentangan "Arak dan Pencegahannya: Pengalaman Jabatan Peguam Negara".



"Ini menggambarkan gejala minuman keras ini terus berkembang dalam masyarakat kita terutama di kalangan golongan muda termasuk yang beragama Islam," kata beliau.



Beliau turut mendedahkan bahawa mabuk juga mencetus insiden pergaduhan kaum di mana rekod PDRM menunjukkan sehingga 22 Feb tahun ini melibatkan lapan kes.



Statistik untuk insiden pergaduhan kaum akibat mabuk sepanjang 2010 ialah 71 kes sementara 79 kes dicatat pada 2009, 60 kes pada 2008, 131 kes pada 2007 dan 77 kes pada 2006.



IMPORT ARAK



Setiap pengimport arak perlu mendapat lesen aktiviti pengimportan arak dikawal Jabatan Kastam Diraja Malaysia (JKDM) yang mengeluarkan lesen mengimport arak di bawah Peraturan 18, Peraturan-Peraturan Kastam 1977.



Wakil JKDM ke Persidangan Meja Bulat mengenai Arak dan Pencegahannya, Habsah Harun berkata Wilayah Persekutuan mempunyai jumlah pengimport arak tertinggi di negara ini iaitu 131.



Ini disusuli Selangor (70), Pulau Pinang (35) dan Pulau Langkawi (32) sementara tiada lesen pengimport arak dikeluarkan bagi Terengganu dan Kelantan.



Beliau yang menyandang jawatan Penolong Kanan Pengarah Kastam, Bahagian Penguatkuasaan, JKDM turut berkata minuman keras adalah satu daripada komoditi yang dikenakan cukai yang tinggi selepas kereta dan rokok.



Cukai yang tinggi juga menggalakkan penyeludupan minuman keras di mana jumlah kes meningkat dari 590 kepada 812 pada 2010. Untuk 2011 sehingga 20 Feb sebanyak 83 kes rampasan minuman keras direkod oleh JKDM.



HALANGAN PENGUATKUASAAN



Seksyen 19, Akta Kesalahan Jenayah Syariah (Wilayah-Wilayah Persekutuan) 1997 dengan jelas menyebut larangan ke atas orang Islam.



Ia bukan sahaja melarang minum apa-apa minuman yang memabukkan di mana-mana kedai atau tempat awam tetapi juga membuat, menjual, menawarkan atau mempamerkan untuk jualan, menyimpan atau membeli apa-apa minuman yang memabukkan.



Bagaimanapun tindakan penguatkuasaan adalah tidak semudah "ayat-ayat yang terkandung di dalam seksyen 19" kata Yaakob Abdul Rahim, Ketua Penolong Pengarah Kanan, Bahagian Penguatkuasaan Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (Jawi) ketika membentangkan kertas kerjanya.



"Meskipun dapat banyak aduan, apabila kita membuat tangkapan, buat penahanan banyak perkara teknikal yang timbul. Yang kecil jadi besar dan yang besar bertambah besar.



"Apabila kita pergi ke premis-premis ada sekatan dan halangan untuk kita masuk. Ada pengawal dan sememangnya kerja kita berisiko tinggi," jelasnya yang turut menyatakan bahawa pihaknya membuat tindakan penguatkuasaan berdasarkan aduan di samping operasi yang lazim dilakukan Jawi.



Beliau menyebut antara halangan tersebut ialah mendapatkan penyaksian, mengesan dan menyimpan bahan bukti untuk mensabitkan kesalahan.



"Biasanya nak masuk ke premis yang eksklusif kita terpaksa melalui pengawal, kadang kala lima atau enam pengawal. Bila kita maklum ke pengawal di depan dan dia maklumkan ke dalam, bila kita masuk premis kosong.



"Kadang-kadang kita masuk dia kata dia duduk sembang-sembang dan kata dia baru duduk dan botol minuman bukan dia punya, orang lain yang punya. Di situ akan timbul masalah teknikal, mereka ini lagi licik daripada kita.



"Pada 2010 kita buat beberapa serbuan tetapi sampai sekarang kes tak selesai sebab masalah teknikal," katanya



Pemantauan Jawi ke atas beberapa kawasan yang diwartakan sebagai kawasan pelancong di mana premis-premis di situ dibenar beroperasi sehingga lewat pagi turut mendapati ada remaja Melayu yang keluar masuk ke premis seumpama.



BUDAYA HIBURAN



Wakil daripada Jabatan Peguam Negara, Mahamad Naser Disa ketika membentangkan kertas kerjanya "Arak dan Pencegahannya: Pengalaman Jabatan Peguam Negara" menyentuh budaya hedonisme atau budaya hiburan di samping gejala sosial yang keterlaluan yang sekarang ini mendominasi khususnya anak remaja Melayu.



"Mereka melihat arak ini sebagai satu minuman yang berprestij.



"Dia minum dia rasa hebat. Pertama kita lihat di mana dihidangkan minuman ini? Hotel lima bintang. Ia tidak dihidangkan di bawah pokok ceri. Tempat yang menghidangkan arak ini adalah tempat berkelas tinggi," kata Mahamad Naser.



Menurut beliau yang lebih merisaukan ialah apabila ada wanita Islam yang terlibat dalam penyalahgunaan arak ini iaitu mereka yang bekerja sebagai GRO khususnya di tempat hiburan.



"Di kalangan GRO boleh dikatakan hampir semua mereka minum arak, mabuk sebab bila mabuk boleh melayan pelanggan dengan sepenuhnya, hingga ke tempat lain.



"Dan terjadilah perkara-perkara yang disebut dalam hadis Rasululullah, arak itu adalah ibu kepada segala kejahatan.



Beliau yang menyandang jawatan Timbalan Bahagian Ketua Penasihat (Syariah), Bahagian Penasihat Jabatan Peguam Negara turut menegur pihak disko dan pub yang terbuka serta kawasan yang menghidang arak yang ada dikunjungi orang Islam.



ANTARA CADANGAN



Perkemaskan undang-undang berkaitan arak (yang berselerak dalam perbagai undang-undang) dalam satu undang-undang. Ia boleh dipanggil sebagai Akta Kawalan Arak atau Akta Penyalahgunaan Arak, demikian pandangan peribadi Mahamad Naser.



Akta berkenaan perlu menyifatkan arak dalam apa bentuk jua pun digambarkan sebagai sesuatu yang memudaratkan sebagaimana dadah, dilarang terhadap umat Islam dan hukuman bagi semua bentuk kesalahan perlu ditingkatkan.



Mahamad Naser melahirkan pandangan peribadinya supaya publisiti serta kempen mengenai gejala keburukan arak perlu ditingkatkan melebihi rokok dan dadah supaya arak dipandang sebagai sesuatu yang keji dan hina.



Beliau turut mencadangkan agar pesakit yang ketagihan arak dikehendaki menanggung sendiri perbelanjaan dan dilarang daripada mendapatkan perubatan awam.



"Kesimpulannya undang-undang yang digubal seharusnya mampu meletakkan arak sebagai sesuatu yang negatif dan tidak wajar dijadikan sebagai sumber hasil negara dan ditadbir sebagai barang yang boleh dikenakan cukai," kata Mahamad Naser.



Sumber:BERNAMA




Ulasan IlyTrolak:



Arak? apa lagi yang nak difikirkan tentang arak? Ianya pasti dan sah HARAM. Bila dah haram dalam hukum Islam, sepatutnya ia juga haram dalam undang-undang negara. Langkah terbaik hentikan import arak dan tutup semua kilang arak di Malaysia ini. Ini kuasa siapa? Tak perlu nak diterang lebih 'detail'.



Yang penting dah tau hukum dan tau kesannya, tanya hati kita, nak atau tak?



Tapi peranan pemimpin dalam menerajui negara juga perlu. Mereka yang buat, ubah dan mansuh dasar dan undang-undang negara ni.



Ada juga dengar-dengar terdapat juga pemimpin Melayu dan beragama Islam yang tonggang benda HARAM JADAH ni...



Leadership Definition



  1. "A leader is one who know the way, shows the way, and goes the way" - Unkown Author


  2. "A leader is a dealer of hope" - Napoleon Bonaparte

  3. "Real leaders are ordinary people, with extraordinary determinations" - John Seaman Garns

  4. "Leadership is an action, not a position" - Donald H. McGannon

  5. "A great leader never set himself above his followers except in carrying responsibilities" - Jules Ormont

  6. "A real leader faces the music, even when he doesn't like the tune" - Anon

  7. "Good leaders make people feel that they're the very heart of things, not at the periphery. Everyone feels that he or she makes a difference to the success of the organization. When that happens people feel centered and that gives their work meaning" - Warren Bennis

  8. "I am certainly not one of those who need to be prodded. In fact, if anything, I am the prod" - Sir Winston Churchill

  9. "Effective leadership is putting first things first. Effective management is discipline, carrying it out" - Stephen Covey

  10. "The first responsibility of a leader is to define reslity. The last is to say thank you. In between, the leader is a servant" - Max De Pree, 'Leadership Is An Art"

  11. "Leadership is the art of getting someone else to do something you want done because he wants to do it" - Dwight D. Eisenhower

  12. "In simplest terms, a leader is one who knows where he wants to go, and gets up, and goes" - John Erksine, "The Complete Life"

  13. "One of the tests of leadership is the ability to recognize a problem before it becomes an emergency" - John Glassgow

  14. "The very essence of leadership is that you have to have a vision" - Theodore Hesburgh

  15. "The difference between a boss and a leader : a boss says, 'Gol' - a leader says, 'Let's go!" - E. M. Kelly, Growing Disciples, 1995

  16. "The leader who exercises power with honor will work from the inside out, starting with himself" - Blaine Lee, The Power Principle

  17. "The great leaders are like the best conductors - they reach beyond the notes to reach the magic in the players" - Blaine Lee, The Power Principle

  18. "The final test of a leader is that he leaves behind him in other men the conviction and the will to carry on" - Walter Lippmann

  19. "The genius of a good leader is to leave behind him a situation which common sense, without the grace of genius, can deal with successfully" - Walter Lippmann

  20. "To command is to serve, nothing more and nothing less" - Andre Malraux, 'Man's Hope'

  21. "The ultimate leader is one who is wiling to develop people to the point that they eventually surpass him or her in knowledge and ability" - Fred A. Manske, Jr

  22. "Leadership is a combination of strategy and character. If you must be without one, be without the strategy" - Gen H. Norman Schwarzkopf

  23. "No amount of study a learning will make a man a leader unless he has the natural qualities of one" - Archibald Wavell, 'London Times', February 17, 1941





Pendapat MAZA Tentang Tun Siti

Sudah lama tidak menjengah ke laman Perisik Rakyat dan Malaysiakini. Tiba-tiba sahaja lepas bersahur tadi teringin untuk menjengah ke laman-laman politik semasa itu.



Bermula laman Perisik Rakyat, mudah difahami tulisannya, kerana telah biasa dengan tinta di laman tersebut. Setelah membelek ke beberapa halaman dalam laman tersebut, terus sahaja pautan ke Malaysiakini. Ketika mata membatang perkataan di halaman-halaman di laman tersebut, terlihat pada ruangan kolum ialah MAZA iaitu bekas Mufti Perlis.Entah mengapa sejak akhir-akhir ini, pantang sahaja melihat artikel dari MAZA atau perkara yang berkaitan dengan MAZA, mudah sangat hati tertarik untuk menelitinya.



Menjadi tradisi MAZA ketika menyampaikan ceramah atau tulisannya, penuh sinis dan sekali-sekali 'direct' pada pihak yang dituju. Dalam kolum khas di Malaysiakini, tajuk yang dibawa MAZA sangat mudah, tetapi penuh sinis dan mudah untuk pembaca memahami apa yang disampaikan. Artikel yang dimuat naik ke laman Malaysiakini pada 26 Julai 2010 pada 12:17pm, dimasukkan ke laman ini untuk sama-sama kita fahami apa yang disampaikan.



"Tun Siti Tak Menyibuk"



Sudah beberapa hari saya teringatkan ketinggian budi Tun Dr Siti Hasmah. Agak sudah beberapa bulan saya tidak bertemu beliau. Gambaran wajah Tun Siti yang paling indah saya lihat ketika beliau memakai telekung untuk solat.



Ketika itu saya pergi menziarahi Tun Mahathir di Institut Jantung Negara (IJN). Tun Siti sendiri yang menelefon saya menjemput saya ke sana. Masya-Allah, wajah Tun Siti ketika bertelekung saling tak tumpah bagaikan wajah arwah nenek saya.



Berjalan ke berbagai tempat dalam negara ini, bertemu dengan berbagai pihak memberikan kita berbagai maklumat mengenai persepsi masyarakat terhadap berbagai perkara, khususnya para pemimpin politik. Cetusan dan ulasan rakyat itulah yang menjadikan saya ingatkan Tun Dr Siti Hasmah.



Jika kita masih ingat semasa Tun Dr Mahathir menjadi perdana menteri, amat sukar untuk kita dengar ulasan buruk mana-mana pihak terhadap Tun Siti. Wajahnya yang tidak sombong, gayanya yang tidak ego, kerendahan dirinya dan sikap tidak campur tangan dalam politik menyebabkan beliau tidak dimusuhi.



Ya! Ketika Tun Mahathir berada di puncak kuasa dengan penuh kemegahan pun beliau tetap bersikap sebagai seorang isteri yang tidak menyibuk diri menjadi 'menteri tambahan'. Orang tidak memperkatakan tentang sikap suka campur tangan beliau dalam urusan politik, tidak beliau dibenci kerana berlebih-lebihan dalam gaya dan cara.



Tun Siti sangat sederhana sehingga sekarang. Saya sendiri pernah mendengar Tun Mahathir bersungut kerana lama menunggu Tun Siti di kereta dan cuaca agak sejuk. Ketika itu di London.



Saya masih ingat jawapan Tun Siti: "Ada orang hendak bercakap dengan kita, takkan kita hendak tinggalkan".



Masa itu ada rakyat Malaysia di London yang datang berbual dengan Tun Siti ketika beliau hendak turun dari Malaysia Hall.



Benci pemimpin 'pasal bini dia'



Saya kagum dengan Tun Siti sebab setiap kali saya berkesempatan berbual dengan Tun Mahathir, sama ada di meja makan atau di tempat biasa, Tun Siti yang selalu berada di sebelah Tun Mahathir tidak pernah mencampuri perbualan kami khususnya tentang politik. Beliau selalu menjadi pendengar setia kepada Tun Mahathir.



Jika ada pun beliau mencelah, beliau akan bertanya khabar keluarga saya atau pandangan agama tentang urusan harian. Sekalipun beliau sebenarnya tidak pernah berjumpa keluarga saya. Tun Mahathir bertuah mendapat isteri yang tahu apa perwatakan yang sewajarnya dan tidak dianggap 'busy body' bagi negara ini ketika beliau menjadi perdana menteri.



Maka tidak hairanlah ketika Tun Mahathir berada dalam ketegangan krisis politik beliau, Tun Siti tidak menjadi sasaran kemarahan musuh-musuh politik Tun Mahathir. Hanya yang bermulut celupar sahaja yang cuba mengguris Tun Siti yang selalu diam itu. Itu pun puak yang suka menyentuh urusan peribadi orang yang tidak kaitan dengan kepentingan umum rakyat.



Begitu lama Tun Mahathir di tampuk kuasa. Tun Siti tetap bersederhana. Tiada cerita kemewahannya semasa di luar negara, atau bising campur tangannya dalam projek itu dan ini, tiada cerita 'kegarangannya' kepada pihak sana dan sini. Beliau hanya tersenyum dan merendah diri.



Bahasanya tidak bongkak, gayanya tidak berlagak. Tidak banyak cerita di media tentang dirinya, sehingga melebihi suaminya. Namun, sebagai insan tentulah ada kekurangan dan kelemahan di sudut-sudut tertentu. Demikianlah semua manusia.



Seorang pemimpin memerlukan isteri yang 'tidak menyibuk' seperti Tun Dr Siti Hasmah. Walaupun sangat terpelajar, tetapi tahu membawa diri sebagai isteri pemimpin. Setiap isteri pemimpin mesti pandai menjaga maruah suaminya.



Pandai menjaga nama baik politik suami. Jangan sampai suami dibenci rakyat kerana gaya dan sikap isterinya. Ertinya, jangan sampai rakyat membenci seseorang pemimpin 'pasal bini dia'. Buat semua isteri pemimpin, jadikanlah Tun Siti Dr Hasmah sebagai contoh yang baik dalam hal ini! Jangan lebih lajak dari laju, rakyat tak suka perangai macam itu!



Peranan isteri berdoa agar suami berada di jalan yang benar. Menasihati suami agar sentiasa ingatkan Allah dalam urusan rakyat. Janganlah isteri pula yang menyebabkan kemurkaan Allah dan kemarahan rakyat kepada suaminya. Tun Dr Siti Hasmah, tahniah!
"





Sumber: Malaysiakini



Selesai pembacaan, terlintas difikiran, mengapa MAZA membawa topik ini? Adakah maksud yang sinis untuk diterjemahkan? Mengapa mesti Tun Siti?



Dalam persoalan yang bermain di fikiran, memang diakui tatcara Tun Siti memang begitu, biar dalam situasi apa pun, Tun Siti tetap berdiri sebagai seorang isteri kepada pemimpin. Ketika krisis politik 1997, Tun Siti bertindak kepada kekuatan untuk suaminya. Tidak lebih dari itu...



Namun teringat juga pada pepatah "Kejayaan seorang suami kerana ada isteri di belakangnya, begitulah sebaliknya". Bagaimana pendapat anda?







Lot Tanah Untuk Anak Peneroka Diberikan Selepas Aidilfitri, Kata MB

SEREMBAN, 18 Ogos (Bernama) -- Menteri Besar Negeri Sembilan Datuk Seri Mohamad Hasan pada Rabu berkata lot tanah untuk rumah bagi generasi kedua peneroka di negeri ini akan diberikan seawal-awalnya selepas Aidilfitri ini.



Beliau berkata buat permulaan, pemberian lot tanah itu hanya melibatkan satu rancangan tanah Felda sahaja dan nama Felda itu dirahsiakan buat masa sekarang.



Tanah rancangan Felda yang dipilih itu mempunyai keluasan tanah dan jumlah generasi kedua Felda yang bersesuaian dan akan dijadikan sebagai projek perintis sebelum diperluaskan di Felda lain di negeri ini, katanya kepada pemberita selepas mempengerusikan mesyuarat Exco kerajaan negeri di sini pada Rabu.



"Bukan semua anak peneroka akan dapat. Mereka yang membantu ibu bapa, sudah berkahwin dan tinggal dalam kawasan Felda sahaja akan diberi lot-lot tanah untuk membina kediaman mereka," katanya.



Katanya tanah yang akan diberikan itu merupakan tanah lebihan milik Felda dan untuk projek perintis ini, membabitkan kira-kira 2,000 hektar.



Menteri Besar turut mengumumkan kenaikan elaun sebanyak RM200 sebulan berkuatkuasa Januari lepas untuk datuk-datuk Lembaga Adat di negeri yang mengamalkan adat perpatih ini.



Negeri Sembilan mempunyai seramai 177 orang datuk Lembaga Adat dan ada di kalangan mereka yang menerima elaun sebanyak RM4 atau RM80 dan pada zaman British, mereka menerima elaun sebanyak 50 sen.



"Kita naikkan setiap orang mendapat RM200 sebulan mulai (dibayar) Ogos ini tetapi sebenarnya ia telah diluluskan sejak Januari, jadi mereka semua akan menerima tunggakan tujuh bulan," katanya.



Ini merupakan penghargaan dari kerajaan negeri kepada golongan ini yang telah memelihara dan mengamalkan adat perpatih di negeri ini, katanya.



Sumber: BERNAMA




Subjek Sejarah Disaran Diperkenalkan Di Sekolah Rendah

KUALA LUMPUR, 19 Ogos (Bernama) -- Kementerian Pelajaran digesa memperkasakan semula mata pelajaran sejarah di kalangan pelajar termasuk memperkenalkannya di peringkat sekolah rendah dan menjadikannya subjek wajib lulus dalam peperiksaan utama.



Pengerusi Gabungan Pelajar Melayu Semenanjung Selangor (GPMS Selangor) Mohd Faizal Mohd Salleh berkata, langkah itu perlu bagi memastikan generasi muda mempunyai kefahaman mendalam tentang sejarah.



"Ini penting dalam usaha mempertingkatkan semangat patriotisme di kalangan pelajar selain memberikan kefahaman kepada mereka terhadap sejarah tanah air.



"Mereka juga perlu diberi lebih banyak pendedahan khasnya mengenai tokoh-tokoh penting negara sebelum merdeka yang telah meletakkan perpaduan dan bertolak-ansur sebagai formula teras dalam memerdekakan Tanah Melayu seperti Tunku Abdul Rahman, Tan Cheng Lok dan V T Sambantan," katanya dalam kenyataan di sini Khamis.



Beliau berkata sudah sampai masanya perkara itu diberikan pertimbangan sewajarnya memandangkan sejak akhir-akhir ini semakin banyak kes mengenai pembabitan golongan pelajar dalam kegiatan negatif termasuk demonstrasi jalanan.



Malah katanya kini ada juga ahli-ahli politik Malaysia yang "sudah lupa" atau "buat-buat lupa sejarah".



Bagi lebih memantapkan pengertian dan penghayatan sejarah negara di kalangan rakyat, GPMS Selangor juga mencadangkan agar Kajian Sejarah yang kini hanya melibatkan pelajar tingkatan satu hingga tiga diperluaskan kepada pelajar tingkatan empat hingga enam.



Ini katanya bagi memberikan peluang seluas-luas kepada mereka untuk membuat kajian serta penyelidikan mengenai fakta-fakta yang mereka pelajari dalam subjek sejarah.



Mohd Faizal berkata kelulusan subjek itu turut disaran dijadikan syarat untuk permohonan ke institusi pengajian tinggi (IPT) selain menjadikannya mata pelajaran wajib di semua institusi pengajian tinggi awam (IPTA).



Dengan cara itu, katanya GPMS yakin ia juga akan dapat menyuntik semangat cintakan negara di kalangan pelajar selain memupuk kesedaran tinggi agar mereka tidak terjebak dengan gejala yang merugikan, dan seterusnya bakal membawa kesan jangka panjang yang sangat positif terhadap golongan ini dan generasi muda negara ini, katanya.



Sumber: BERNAMA