About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Mari Amalkan Selawat Tafrijiyah

Selawat Tafrijiyah disebut juga “Selawat Kamilah” atau “Selawat Nariyah” yang ertinya sempurna atau terbuka sehingga menjadi lapang. Selawat ini jika diamalkan dapat menghilangkan kesempitan dengan izin Allah SWT.

Bagi seseorang yang menginginkan agar kehidupan sehariannya berjalan lancar, jauh dari gangguan dan persaingan sebaiknyalah ia mengamalkan Selawat Tafrijiyah dengan membacanya selepas solat fardhu sebanyak yang ia mampu.



Fadhilat Selawat Tafrijiyah



Antara kebaikan pengamal selawat ini:-

1. Allah akan melenyapkan kesedihan, kesulitan serta bahaya yang menimpa dirinya.

2.Allah akan memudahkan segala urusan hidupnya.

3.Dipancarkan nur (cahaya) dalam hatinya juga ditinggikan martabatnya.

4.Suaranya didengari serta pandangan dan pendapatnya diterima ramai

5.Dia dilindumgi daripada segala bencana dan malapetaka.

6.Dia sentiasa dicintai oleh semua orang.

7.Segala yang dihajati akan dimakbulkan Allah.

8.Dimurahkan rezekinya, dijauhkan daripada kelaparan dan kemiskinan.



Imam ad-Dainuri r.a.

11 x – setiap kali selesai solat fardhu, diberkati rezeki, ditinggikan darjat dan dijanjikan husnul khatimah.

41 x – setiap malam secara istiqamah akan tercapai segala hajat.

100 x – setiap selepas solat Hajat beberapa malam- menyelesaikan masalah.

313x – setiap hari, mengetahui rahsia ghaib atau sesuatu yang dikehendaki.

1000x – tercapai segala cita-cita dan tersingkap rahsia yang dikehendaki.



Imam Qurtubi r.a.

41 x / 100x – Allah hilangkan segala dukacita dan kesusahannya, memudahkan segala urusan, mengangkat martabat dan darjat, menambahkan haibahnya, meluaskan rezeki dan membuka pintu kebajikan.



Imam Sayyidi Muhammad Khafi r.a.

Baca 4444 x dalam tempoh 7 hari 8 malam, kemudian diikuti dengan doa Selawat Nariyahh; Insya Allah tercapai hajat dengan baik dan sempurna.



Apabila dibaca 3 kali selepas selesai solat fardhu maka pahalanya samalah seperti haji mabrur/haji yang maqbul.



Wallahu A’alam Bissowab



Sumber:







IlyTrolak:

"Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya berselawat ke atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu ke atas Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)"




Komen, pendapat dan cadangan dari pihak pembaca yang budiman, amat kami hargai dan didahului ucapan terima kasih



PERINGATAN: Aku Budak Trolak tidak bertanggungjawab terhadap komentar yang diutarakan melalui laman ini. Ia pandangan peribadi pelawat laman ini dan tidak semestinya menggambarkan pendirian pemilik laman. Segala risiko akibat komen yang disiarkan menjadi tanggungjawab pelawat laman itu sendiri.

Mencari Allah

Sahabat, seringkah anda dihampiri pertanyaan-pertanyaan seperti untuk apa semua ini? Apakah makna hidup saya? Kenapa hidup saya terasa datar saja, berputar-putar dari hari ke hari? Hanya pergantian episod senang dan sedih? Mengapa saya seperti dikuasai oleh kehidupan saya? pun mulai muncul di hati anda. Sebenarnya, Allah setiap saat 'memanggil-manggil' kita untuk kembali kepada-Nya. Dengan cara apa saja, Dia dengan kasih sayang-Nya, terkadang membuat suasana kehidupan seorang anak manusia sedemikian rupa sehingga kalbunya dibuat-Nya 'menoleh' kepada Allah. Hanya saja, teramat sedikit orang yang mendengarkan, atau berusaha mendengarkan, panggilan-Nya ini. Allah terkadang membuat kita terus menerus gelisah, atau terus menerus mempertanyakan 'Siapa diri saya ini sebenarnya? Apa tujuan saya? Apa makna kehidupan saya?,' dan sebagainya. Bukankah kegalauan semacam ini adalah sebuah seruan, panggilan supaya kita mencari kesejatian? Mencari kebenaran? Mencari 'Al-Haqq'? Allah, percayalah, Allah akan selalu menurunkan pancingan-pancingan pada manusia untuk mencari-Nya.



Dalam hal ini, Allah amatlah pengasih. Apakah seseorang percaya kepada-Nya atau tidak, beragama atau tidak, Dia tidak pandang bulu. Apakah seseorang membaca kitab-Nya atau tidak, percaya pada para utusan-Nya ataupun tidak, semua orang pernah dipanggil-Nya dengan cara seperti ini. Setiap orang pasti dipanggil-Nya seperti ini untuk mencari kesejatian, untuk mencari hakikat kehidupan. Bentuk 'pancingan' semacam ini pula yang dialami oleh para pencari, maupun para Nabi. Nabi Ibrahim yang gelisah dan mencari tempat mengabdi (ilah), yang diabadikan dalam QS 6:74-79.



Juga kita lihat Nabi Musa, misalnya. Setelah hanyut di Sungai Nil, dia dibesarkan oleh salah seorang maha raja yang terbesar sepanjang sejarah, Ramses I. Hidup dalam kemewahan, kecukupan, hanya bersenang-senang. Tapi dia selalu 'galau' ketika melihat di sekelilingnya, bangsa Bani Israil, yang ketika itu menjadi warga Mesir kelas rendahan, sebagai budak. Dia yang hidup dengan ayahnya Ramses I, tentunya setiap hari melihat sisi kemanusiaan ayahnya, normal saja. Dia mungkin hanya sedikit hairan mengapa masyarakat Mesir mau menyembah ayahnya.



 Hanya saja, kadang kemewahan, kenyamanan, mengubur harta kita yang sangat berharga itu: potensi kita untuk mencari siapakah diri kita sebenarnya. Kita disibukkan oleh pekerjaan, dibuai oleh kesibukan, mengejar kesuksesan kerja, atau ditipu oleh dalih mengejar karir atau sekolah, atau nyaman bersama keluarga. Sangat sering, ketika hal ini terjadi, pertanyaan-pertanyaan esensial seperti itu, yaitu potensi pencarian kebenaran yang kita bawa sejak lahir, yang ketika kanak-kanak sangat nyata, terkubur dan terlupakan begitu saja seiring waktu kita menjadi semakin dewasa. Padahal, itu adalah 'potensi mencari Allah' yang Dia bekali untuk kita ketika lahir. Bukan berarti kita harus meninggalkan semua itu, bukan sama sekali. Tapi, jangan biarkan semua itu menenggelamkan potensi pencarian kebenaran yang telah Allah turunkan pada kita semenjak lahir. Ketika kita tenggelam dalam dunia seperti itu, kita bahkan tidak menyadari bahwa kehidupan kita berputar-putar saja dari hari ke hari. Sekolah, mengejar karier, pergi pagi pulang petang, terima gaji, menikah, membesarkan anak, menyekolahkan anak, pensiun, dan seterusnya setiap hari, selama bertahun-tahun.



Apakah hanya itu? Bukankah kita tanpa sadar telah terjebak kepada pusaran kehidupan yang terus berputar-putar saja, tanpa makna? Celakanya, kita mencetak anak-anak kita untuk mengikuti pola yang sama dengan kita. Pada saatnya nanti, mungkin hidup mereka pun akan mengulangi putaran-putaran tanpa makna yang pernah kita tempuh. Sangat jarang orang yang potensi pencariannya akan Allah belum terkubur. 



Dalam hal ini, jika kita masih saja gelisah mencari makna kehidupan, maka kegelisahan kita merupakan hal yang perlu disyukuri. Berapa orang, sahabat, yang masih mau mendengarkan kegelisahannya sendiri? Padahal kegelisahannya itu merupakan rembesan dari jiwa yang menjerit tidak ingin terkubur dalam kehidupan dunia. Dia 'menjerit' ingin mencari Al-Haqq, dan 'rembesannya' kadang naik ke permukaan dalam bentuk kegelisahan.



Sayang, sebahagian orang segera membantai kegelisahannya, potensi pencarian kebenarannya ini, justru pada saat ketika ia timbul; karena secara psikologis hal ini memang terasa tidak nyaman. Maka untuk melupakannya, ia semakin menenggelamkan diri lebih dalam lagi dalam pekerjaannya, kesibukannya, bersenang-senang, atau berdalih menutupi kegelisahannya dengan berusaha lebih lagi mencintai istri dan anak, atau keluarga, menenggelamkan diri dalam keasyikan hobi… dan sebagainya. Atau, membantainya dengan kesenangan spiritual sesaat, seperti datang ke pengajian bukan dengan niat mencariNya tapi hanya untuk melenyapkan kegelisahannya, seperti obat sakit kepala saja.

Kegelisahan hilang, dia pun pergi lagi.. Atau juga dengan mengindoktrinasi dirinya: "Manusia diciptakan untuk beribadah!! Segala jawaban telah ada di Qur'an!!"



Ok, tapi ibadah yang seperti apa?



Bisakah kita benar-benar beribadah, tanpa mengetahui maknanya?



Atau lebih jauh lagi, mampukah ia menjangkau makna Qur'an?



Beranikah kita jujur pada diri kita sendiri: Jika qur'an benar, mengapa kegelisahannya tidak hilang?



Mengapa qur'an seperti kitab suci yang tidak teratur susunannya?



Mengapa ayatnya kadang melompat-lompat, dari satu topik ke yang lainnya secara mendadak?



Jika kita beriman, apakah iman itu?



Apakah takwa itu?



Apakah Lauhul Mahfudz?



Apakah Ad-diin?



Apakah Shiratal Mustaqim?



Jalan yang lurus yang bagaimana?



Mengapa qur'an terasa abstrak dan tak terjangkau makna sebenarnya?



Ini sebenarnya pertanyaan-pertanyaan jujur, dan sama sekali bukan menghakimi Qur'an. Kadang orang terus saja mengindoktrinasi dirinya sendiri, padahal Qur'an sendiri menyatakan bahwa tidak ada yang mampu menjangkaunya selain orang-orang yang disucikan/ mutahhiriin, (QS 56:77-79). [Q.S. 56] "Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia (77). Pada kitab yang terpelihara (78). Dan tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan/ muthahhiriin (79)."



Apakah dia berani yakin bahwa dia adalah seorang yang telah disucikan, sehingga makna qur'an telah terbentang begitu jelas dihadapannya? Jika demikian, apa gunanya pernyataan : "Semua jawaban telah ada di Qur'an" baginya? Apakah ia akan terus saja membohongi diri dengan membaca terjemahan qur'an dan memaksakan diri meyakini bahwa ia telah mendapatkan maknanya? Jeritan jiwanya tersebut ia timbun dengan segala cara. Ia tidak ingin mendengarkannya. Hal ini, sudah barang tentu akan membuat seseorang semakin terperangkap saja dalam rutinitasnya, dan semakin terkuburlah potensi pencariannya akan kebenaran. Padahal seharusnya 'jeritan jiwa' tersebut didengarkan. Jika anak kita menangis karena lapar, apakah kita akan pergi bersenang-senang untuk melupakannya, dan berharap anak kita akan berhenti menangis dengan sendirinya? Bukankah seharusnya kita mencari tahu, kenapa anak kita menangis?



Kembali kepada kisah Musa as. Demikian pula Musa, ia pun, sebagaimana kita semua, sejak kecil dibekali pertanyaan-pertanyaan dari dalam dirinya. Dibekali kegelisahan pencarian kebenaran. Bibit-bibitnya ada. Allah, untuk menumbuhkan bibit-bibit pencariannya itu supaya tidak terkubur dalam kemewahan kehidupan istana, menyiramnya dengan kebingungan yang lebih besar lagi. Ia dipaksa-Nya menelan kenyataan bahwa ayahnya pernah membantai jutaan bayi lelaki Bani Israil. Ia dipaksaNya menelan kenyataan bahwa ayahnya menganggap Bani Israil adalah warga kelas dua yang rendah, bodoh, dan memang patut diperbudak. Puncaknya, ia dipaksaNya menelan kenyataan bahwa dirinya sendiri ternyata merupakan seorang anak Bani Israil, keturunan warga budak kelas dua, yang dipungut dari sungai Nil. Pada saat ini, pada diri seorang Pangeran Musa lenyaplah sudah harga dirinya. Hancur semua masa lalunya. Dia seorang tanpa sejarah diri sekarang. Ditambah lagi ia telah membunuh seorang lelaki, maka larilah ia terlunta-lunta, menggelandang di padang pasir, mempertanyakan siapa dirinya sebenarnya. Justeru, pada saat inilah ia berangkat dengan pertanyaan terpenting bagi seorang pejalan suluk, yang telah tumbuh disiram subur oleh Allah dengan air kegalauan: "Siapa diriku sebenarnya?". Pertanyaan ini telah tumbuh kokoh dalam diri Musa as., dan sebagaimana kita semua mengetahui kisah lanjutannya, di ujung padang pasir Madyan ada seorang pembimbing untuk menempuh jalan menuju Allah ta'ala, yaitu Nabi Syu'aib as, yang lalu menyuruh anaknya untuk menjemput Musa dan membawa Musa kepadanya. Di bawah bimbingannya, Musa dididik menempuh jalan taubat, supaya "arafa nafsahu", untuk "arif akan nafs (jiwa)-nya sendiri". Dan dengan bimbingan Syu'aib akhirnya ia mengerti dengan sebenar-benarnya (ia telah 'arif), bahwa dirinya diciptakan Allah sebagai seorang Rasul bagi bangsa Bani Israil, bukan sebagai seorang pangeran Mesir. Ia menemukan kembali misi hidupnya, tugas kelahirannya yang untuk apa Allah telah menciptakannya. Ia telah menemukan untuk apa dia diciptakan, yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: "Setiap orang dimudahkan untuk mengerjakan apa yang telah Dia ciptakan untuk itu." (Shahih Bukhari no. 2026).



Maka dari itu, sahabat-sahabat, jika ada diantara anda yang mungkin ingin sekali bertemu seorang guru sejati, atau seorang mursyid yang Haqq untuk minta bimbingannya, maka terlebih dahulu anda harus benar-benar mencari Allah, mencari kebenaran, mencari Al-Haqq. Pertanyaan "Siapakan aku? Untuk apa aku diciptakan?" harus benar-benar telah tumbuh dalam diri kita (dan itu pun bukan menjadi jaminan bahwa perjalanannya akan berhasil). Anda memang telah benar-benar butuh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Jika tidak demikian, atau jika belum merasa benar-benar membutuhkan, percayalah, tidak akan ada seorang mursyid sejati yang akan mengutus anak-anaknya untuk menjemput anda. "Man 'arafa nafsahu, faqad 'arafa rabbahu", bukan semata-mata artinya "siapa yang mengenal dirinya, maka mengenal Tuhannya." Kata " 'Arafa", juga "Ma'rifat," berasal dari kata 'arif, yang bermakna 'sepenuhnya memahami', 'mengetahui kebenarannya dengan sebenar-benarnya'; dan bukan sekedar mengetahui. dan nafsahu berasal dari kata 'nafs', salah satu dari tiga unsur yang membentuk manusia (Jasad, nafs, dan ruh). Jadi, kurang lebih maknanya adalah "barangsiapa yang 'arif (sebenar-benarnya telah mengetahui) akan nafs-nya, maka akan 'arif pula akan Rabbnya". Jalan untuk mengenal kebenaran hakiki, mengenal Allah, hanyalah dengan mengenal nafs terlebih dahulu. Setelah arif akan nafs kita sendiri, lalu 'arif akan Rabb kita, maka setelah itu kita baru bisa memulai melangkah di atas 'Ad-diin'. 'Arif akan Rabb, atau dalam bahasa Arab disebut 'Ma'rifatullah' (mengarifi Allah dengan sebenar-benarnya), sebenarnya barulah awal perjalanan, bukan tujuan akhir perjalanan sebagaimana dipahami kebanyakan orang. Salah seorang sahabat Rasul selalu mengatakan kalimatnya yang terkenal: "Awaluddiina ma'rifatullah", Awalnya diin adalah ma'rifat (meng-'arif-i) Allah.



Sumber: Netlog




IlyTrolak: "Mencari keredhaan Allah"


Komen, pendapat dan cadangan dari pihak pembaca yang budiman, amat kami hargai dan didahului ucapan terima kasih PERINGATAN: Aku Budak Trolak tidak bertanggungjawab terhadap komentar yang diutarakan melalui laman ini. Ia pandangan peribadi pelawat laman ini dan tidak semestinya menggambarkan pendirian pemilik laman. Segala risiko akibat komen yang disiarkan menjadi tanggungjawab pelawat laman itu sendiri.

Cara Melombong Bitcoin Guna Komputer

Asalamualaikum,



sedang melayari internet ni, maka terjumpa satu laman yang dirasakan dapat memberi manfaat bersama. Walau pun belum terbukti, tetapi tak salah untuk mencuba. Sekarang ni nak share pada anda semua tentang bitcoin, tapi kali ini cara melombong bitcoin guna komputer, bukan mining ya... hehe kalau nak main mining maybe kena jadi anak berada - ada dulu baru boleh beli ASIS mahal - mahal, lepas tu melombong puas-puas sehingga bitcoin ni habis di lombong nanti,untuk permulaan ni korang boleh cuba yang free punya tapi perlukan usaha sedikit la untuk collect, takpa... lama - lama berbukit 1BTC = hampir USD1000 macam tu ada naik turunnya tapi memang puas hati kalau dalam collect banyak-banyak, dekat bawah ni salah satu wallet BTC.



Untuk makluman korang blockchain ni seluruh pelusuk dunia pakai akaun ni, korang boleh register dekat sini Block-Chain-SignUp buka akaun ni free je tak perlu bayar apa - apa, just perlukan akaun email korang paling terbaik guna akaun gmail.com kalau belum ada register la kat sini dulu. satu lagi kalau nak melombong ni korang kena set masa dan kena simpan link freesite yang menawarkan BTC Roll dekat bawah saya dah share kan beberapa site yang korang boleh follow,



Untuk melombong,dan untuk wallet pada handphone saya biasa guna apps Blockchain korang search je kat playstore Blockchain lepas tu install. Ambil bitcoin adress lepas tu Roll BTC la apa lagi setiap minit dan jam. hehee contoh apps yang saya sebutkan tadi tu ada gambar dekat bawah ni.



Ok kalau dah ada salah satu akaun / wallet di atas ni dah boleh korang semua melombong dekat freesite yang menawarkan satoshi / btc ni secara percuma dengan Roll sahaja korang boleh dapat btc, dekat bawah ni saya dah susun antara side - side popular yang slalu para pelombong tegar bitcoin sama ada dari local or world, korang leh cuba, cuma perlukan sedikit kesabaran untuk berjaya dalam aktiviti melombong bitcoin secara online ini,untuk melombong secara percuma ini ada 2 jenis kategori yang korang kena buat satu dengan ROLL ikut timer yang telah di tetapkan dan satu lagi dengan menge-klik ads macam iklan lebih kurang ada timer nanti dekat situ.contoh macam gambar bawah ni.



Ok mula melombong sekarang dekat link dibawah ini

Earn Your Bitcoin For Free



Lombong bitcoin 1 NgeRoll



BitMiner



Satoshicity



Satoshicountry



Bitco



Satoshigarden



Freebitco

( collect bitcoin setiap 1 jam)



Lombong bitcoin 2 skip ads



Btcvic

( collect bitcoin dengan skip ads )





Sumber: http://blogingker.blogspot.my/2015/05/cara-melombong-bitcoin-guna-komputer.html



IlyTrolak: "Mencuba... Mengenali..."
Komen, pendapat dan cadangan dari pihak pembaca yang budiman, amat kami hargai dan didahului ucapan terima kasih PERINGATAN: Aku Budak Trolak tidak bertanggungjawab terhadap komentar yang diutarakan melalui laman ini. Ia pandangan peribadi pelawat laman ini dan tidak semestinya menggambarkan pendirian pemilik laman. Segala risiko akibat komen yang disiarkan menjadi tanggungjawab pelawat laman itu sendiri.

Apakah itu Radio Amatur?

Sepuluh Perkara yang anda perlu tahu berkenaan Radio Amatur

(dipetik dari risalah MCMC)



Radio Amatur atapun juga dikenali sebagai “Ham Radio” ialah hobi berkenaan membina, menguji-kaji dan berkomunikasi melalui radio.



Pengguna-pengguna Radio Amatur ini saling berhubung dengan rakan-rakan mereka seluruh dunia melalui beberapa set-set frekuensi radio yang telah ditetapkan.



Bilakah Radio Amatur bermula?



Sejarah Radio Amatur ini telah bermula semenjak perhubungan radio digunakan. Pada tahun 1912, Kongress Amerika Syarikat telah meluluskan undang-undang pertama bagi mengawal selia pemancaran radio di Amerika Syarikat. Bermula 1914, pengguna Radio Amatur telah mula berkomunikasi dan mengadakan satu system penghantaran mesej di antara mereka. Di Malaysia, radio amatur merupakan titik bermulanya perkhidmatan radio komersil.





Apakah yang boleh saya lakukan dengan Radio Amatur?



Tidak seperti teknologi perhubungan lain, Radio Amatur membolehkan anda berhubung dari mana-mana tempat, pada setiap masa! Pada waktu-waktu bencana, Radio Amatur amat berguna, terutamanya kepada agensi-agensi penyelamat. Pada ketika lain, anda juga kadang kala boleh bercakap dengan para angkasawan atau membalikkan isyarat dari bulan! Anda juga boleh menghantar fail ataupun gambar secara digital. Adakah hobi lain yang menyediakan sebegitu ciri sepertinya?





Saya sentiasa sibuk. Adakah saya masih boleh menikmati hobi ini?



Sudah tentu! Hobi ini tidak terikat kepada sesuatu masa, tempat dan pendapatan seseorang. Memandangkan ianya mudah dikendalikan, ramai yang sentiasa sibuk mendapati ianya seronok digunakan dan mengurangkan tekanan selepas seharian bekerja. Anda dan juga keluarga anda juga boleh menikmati dan mempelajari hobi ini.





Apakah perbelanjaan yang diperlukan bagi hobi ini?



Sebuah radio bersaiz telapak tangan yang baru mungkin sama harganya dengan satu TV 19 inci yang berkos rendah. Radio yang lebih besar adalah sama kosnya dengan satu komputer.



Selain dari itu, bahan-bahan pembelajaran berkenaan Radio Amatur adalah berpatutan dan yuran peperiksaan bagi mendapatkan Sijil Perakuan juga adalah rendah.



Secara alternatif, sekiranya anda cenderung untuk menguji-kaji, seperti kebanyakaan pengguna Radio Amatur atau “Ham Radio”, anda boleh membuat unit “Ham Radio” anda sendiri.





Siapa yang boleh membantu saya?



Kelab-kelab Radio Amatur terdapat di seluruh Malaysia dan bersedia untuk membantu anda. Ada di antara kelab-kelab tersebut mempunyai halaman web yang mengandungi maklumat mengenai hobi tersebut.





Bagaimana saya boleh menjadi seorang operator Radio Amatur?



Hanya mereka yang telah diperakukan boleh mengendalikan sesuatu alat Radio Amatur. Bagi mendapatkan Sijil Perakuan, anda haruslah warganegara Malaysia berusia 14 tahun ke atas dan lulus ujian-ujian berikut:



* Ujian Teori Radio dan Kefahaman Peraturan Radio bagi Sijil Perakuan Kelas B; atau



* Ujian Kod Morse dan ujian-ujian teori dan radio di atas bagi Sijil Perakuan Kelas A.





Siapakah yang mengeluarkan Sijil Perakuan itu?



Sijil Perakuan tersebut dikeluarkan oleh Suruhanjaya Komunikasi dan Multimedia Malaysia kepada mereka-mereka yang telah lulus ujian yang diadakan.





Adakah saya perlu membayar yuran?



Ya, Sijil Perakuan tersebut haruslah diperbaharui setiap tahun. Yuran tahunan bagi Sijil Perakuan Kelas A adalah sebanyak RM36 dan bagi Sijil Perakuan Kelas B, yurannya adalah RM24 setahun.





Apakah yang boleh saya pelajari sebagai permulaan?



Anda boleh memulakan pelajaran anda dengan mempelajari fonetiks abjad yang digunakan oleh pengguna-pengguna Radio Amatur di seluruh dunia!































AbjadKod digunakanCara sebutan
AAlfaAl Fah
BBravoBarh Vo
CCharlieChar Lee atau Shar Lee
DDeltaDell Ta
EEchoEck Oh
FFoxtrotFoks Trot
GGolfGolf
HHotelHoh Tel
IIndiaIn Dee Ah
JJulietHotel
KKiloKey Loh
LLimaLee Mah
MMikeMike
NNovemberNo Vem Ber
OOscarOss Cah
PPapaPah Pah
QQuebacKeh Beck
RRomeoRow Me Oh
SSierraSee Air Rah
TTangoTang Go
UUniformYou Nee Form
VViktorVik Tah
WWhiskeyWiss Key
XX-RayEcks Ray
YYangkeeYang Key
ZZuluZoo Loo




IlyTrolak:

"Baru nak berjinak dengan Radio Amatur"


Komen, pendapat dan cadangan dari pihak pembaca yang budiman, amat kami hargai dan didahului ucapan terima kasih

PERINGATAN: Aku Budak Trolak tidak bertanggungjawab terhadap komentar yang diutarakan melalui laman ini. Ia pandangan peribadi pelawat laman ini dan tidak semestinya menggambarkan pendirian pemilik laman. Segala risiko akibat komen yang disiarkan menjadi tanggungjawab pelawat laman itu sendiri.




Mengganti Timing Belt Naza Ria

Berikut adalah prosedur untuk dikongsi bersama. Harapan dengan upload gambar tersebut dapat memberi sedikit pengetahuan tentang pemasangan timing belt ini.





































IlyTrolak:

"Berani ke nak cuba buat sendiri ni?"


Komen, pendapat dan cadangan dari pihak pembaca yang budiman, amat kami hargai dan didahului ucapan terima kasih

PERINGATAN: Aku Budak Trolak tidak bertanggungjawab terhadap komentar yang diutarakan melalui laman ini. Ia pandangan peribadi pelawat laman ini dan tidak semestinya menggambarkan pendirian pemilik laman. Segala risiko akibat komen yang disiarkan menjadi tanggungjawab pelawat laman itu sendiri.


Hukum Berselawat & Berzikir Dengan Gendang, Muzik & Tarian

بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وأصحابه، والتابعين لهم على الهدى والإسلام إلى يوم الدين، أما بعد



Dalam kita mencari ilmu untuk beribadah menurut apa yang diajar oleh Nabi saw, masih ramai lagi yang keliru dalam memahami kaedah sebenar sebagai panduan dalam beribadah. Maka lahirlah begitu banyak perselisihan di dalam bab ini. Baik perselisihan dengan golongan ahli ahwa’ (golongan rafhidhah yang menghalalkan bid’ah di dalam urusan agama) yang sememangnya tersasar dari Manhaj As-Sunnah mahupun perselisihan sesama golongan yang berfahaman atau bermanhaj As-Sunnah.



Perbincangan di sini akan difokuskan kepada isu yang menjadi persoalan dalam masyarakat, apabila ada ahli ilmu atau pencinta ilmu dalam kalangan ahli ibadat, orang masjid yang melakukannya.



Kita sedar dan faham bahawa perkara yang dibincangkan ini adalah dikatakan perkara khilaf yang menjadi perbezaan pandangan para ulama’ dahulu dan sekarang. Namun untuk menjelaskan isu ini eloklah kita rujuk pandangan imam yang besar dan pandangan ulama’ dalam kalangan pendokong Mazhab Syafie yang dekat dengan jiwa kita.





Membaca selawat sambil diiringi rebana, gendang atau yang seumpamanya (alat muzik).



Perbuatan ini sama juga seperti membaca qasidah-qasidah atau sya'ir-sya'ir yang dinyanyikan dan diringi dengan pukulan kayu, rebana atau seumpamanya. Bahkan lebih teruk lagi sambil menggoyang-goyang badan, berpusing-pusing dan menari-nari. Ia disebut dengan istilah as-Sama' atau Taghbir (sejenis syair berisi anjuran untuk zuhud di dunia yang dinyanyikan dengan sebahagian hadirin memukul-mukul kayu pada bantal, kulit atau sebagainya sesuai dengan irama lagunya).





Antara Pandangan Ulama'-ulama’ Ahlus Sunnah:





  1. Imam Asy-Syafei (wafat 204H) berkata:



    خلفت ببغداد شيئاً أحدثته الزنادقة يسمونه التغبير يصدون به الناس عن القرآن


    “Di Iraq, aku meninggalkan sesuatu yang dinamakan taghbir. (Iaitu) perkara baru yang diada-adakan oleh Zanadiqah (orang-orang zindiq; menyimpang), mereka menghalangi manusia dari al-Quran.” [Riwayat Ibnul Jauzi, dalam Talbis Iblis].



    Ulama' menjelaskan perkataan Imam asy-Syafei tersebut dengan mengatakan:



    وما ذكره الشافعي - رضي الله عنه - من أنه من إحداث الزنادقة - فهو كلام إمام خبير بأصول الإسلام؛ فإن هذا السماع لم يرغب فيه ويدعو إليه في الأصل إلا من هو متهم بالزندقة...ذكر أبو عبد الرحمن السلمي في مسألة السماع....".


    “Apa yang disebutkan oleh Imam asy-Syafei rahimahullah (bahawa perbuatan tersebut merupakan hasil ciptaan para zindiq), adalah suatu pandangan seorang imam yang ahli dalam ilmu usul dalam Islam. Kerana pada dasarnya, tidak ada yang menggalak dan menganjurkan nyanyian melainkan orang-orang zindiq….. sebagaimana yang disebutkan oleh Abdurrahman as-Sulami dalam Mas’alah as-Sama’ daripada Ibnu Rawandi.” [Majmu’ al-Fatawa, 11/570].



    Dalam kitabnya, “Al-Umm”, Imam asy-Syafei rahimahullah menegaskan lagi bahawa:



    (قَالَ الشَّافِعِيُّ - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى -): "فِي الرَّجُلِ يُغَنِّي فَيَتَّخِذُ الْغِنَاءَ صِنَاعَتَهُ يُؤْتَى عَلَيْهِ وَيَأْتِي لَهُ، وَيَكُونُ مَنْسُوبًا إلَيْهِ مَشْهُورًا بِهِ مَعْرُوفًا، وَالْمَرْأَةُ، لَا تَجُوزُ شَهَادَةُ وَاحِدٍ مِنْهُمَا؛ وَذَلِكَ أَنَّهُ مِنْ اللَّهْوِ الْمَكْرُوهِ الَّذِي يُشْبِهُ الْبَاطِلَ، وَأَنَّ مَنْ صَنَعَ هَذَا كَانَ مَنْسُوبًا إلَى السَّفَهِ وَسُقَاطَة الْمُرُوءَةِ، وَمَنْ رَضِيَ بِهَذَا لِنَفْسِهِ كَانَ مُسْتَخِفًّا، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مُحَرَّمًا بَيِّنَ التَّحْرِيمِ، وَلَوْ كَانَ لَا يَنْسُبُ نَفْسَهُ إلَيْهِ، وَكَانَ إنَّمَا يُعْرَفُ بِأَنَّهُ يَطْرَبُ فِي الْحَالِ فَيَتَرَنَّمُ فِيهَا، وَلَا يَأْتِي لِذَلِكَ، وَلَا يُؤْتَى عَلَيْهِ، وَلَا يَرْضَى بِهِ لَمْ يُسْقِطْ هَذَا شَهَادَتَهُ، وَكَذَلِكَ الْمَرْأَةُ". [الأم للشافعي (6/ 226)- الشاملة].



    “Seorang lelaki yang menyanyi dan menjadikannya sebagai pekerjaan, adakalanya ia diundang dan adakalanya ia didatangi sehingga ia dikenali dengan gelaran penyanyi, juga seseorang wanita (yang seperti itu), maka tidak diterima sumpah persaksiannya. Kerana menyanyi termasuk permainan yang dibenci. Tetapi, adalah yang lebih tepat, sesiapa sahaja yang melakukannya, maka ia disebut sebagai dungu (bodoh) dan mereka termasuk orang yang sudah tiada harga diri (jatuh maruahnya)...” [Asy-Syafei, al-Umm, 6/226].


    Bagi mazhab asy-Syafei sendiri dinyatakan bahawa: “Diharamkan mengguna dan mendengar alat-alat muzik seperti biola, gambus, shonji (iaitu dua piring tembaga yang saling dilagakan bagi menghasilkan bunyi), gendang, serunai dan sebagainya. Setiap alat muzik yang bertali adalah haram tanpa khilaf. Dibolehkan duff (kompang) bagi majlis kenduri kahwin, berkhatan atau seumpamanya. Nyanyian jika tanpa alat muzik, hukumnya makruh (dibenci) dan jika dengan diiringi alat-alat muzik hukumnya adalah haram.” [Lihat perbahasannya dalam kitab Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifah al-Faz al-Minhaj, Kitab asy-Syahadat karya Imam Muhammad bin Ahmad bin al-Khathib asy-Syarbini].



  2. Imam Ahmad apabila ditanya tentang taghbir, beliau menjawab:



    “Bid'ah.” [Riwayat Al Khallal. Dinukil dari kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, ms. 163].

  3. Al-Qadhi Abu at-Toyib al-Tobari (wafat 450H),



    seorang tokoh ulama' Syafie yang telah menyatakan bahawa: “Kumpulan yang menyanyi untuk ibadah ini telah menyalahi jamaah muslimin kerana telah menjadikan nyanyian sebagai agama dan ketaatan. Iklan-iklan mereka terdapat di masjid-masjid, jami’ah dan semua tempat mulia.” [Mas’alah as-Sama’, Ibnu al-Qayyim].



  4. Imam At-Tartusyi (wafat 520H), tokoh ulama’ Maliki dari kota Qurtubah; telah ditanya tentang satu kelompok di suatu tempat yang membaca Al-Quran, lalu seseorang di antara mereka menyanyikan sya'ir, kemudian mereka menari dan bergoyang. Mereka juga memukul rebana dan memainkan seruling. Apakah menghadiri majlis mereka itu halal atau tidak?



    Beliau menjawab: “Jalan mereka itu adalah batil dan sesat. Islam itu hanyalah kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Adapun menari dan berpura-pura menampakkan cinta (kepada Allah), maka yang pertama kali mengada-adakannya adalah kawan-kawan Samiri (pada zaman Nabi Musa). Iaitu ketika Samiri membuatkan patung anak lembu yang boleh bersuara untuk mereka, lalu mereka datang menari di sekitarnya dan berpura-pura menampakkan cinta (kepada Allah). Tarian itu adalah agama orang-orang kafir dan para penyembah anak lembu.



    Adapun majlis Rasulullah SAW dan para sahabatnya penuh ketenangan, seolah-olah di atas kepala mereka dihinggapi burung. Maka seharusnya pemerintah dan wakil-wakilnya melarang mereka menghadiri masjid-masjid dan lainnya (untuk menyanyi dan menari, Pen). Dan bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, tidaklah halal menghadirinya. Tidak halal membantu mereka melakukan kebatilan. Demikian ini jalan yang ditempuh oleh (Imam) Malik, Asy-Syafei, Abu Hanifah, Ahmad dan lainnya dari kalangan imam-imam kaum muslimin.” [Tafsir Al-Qurtuba 11/238 Syamilah. Lihat Kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, ms. 168-169].



  5. Imam Al-Hafiz Ibnu As-Solah (wafat 643H),



    imam terkenal penulis kitab Muqaddimah 'Ulumil Hadis. Beliau juga ditanya tentang orang-orang yang menghalalkan nyanyian dengan rebana dan seruling, dengan tarian dan bertepuk-tangan. Mereka menganggapnya sebagai perkara halal dan qurbah (perkara yang mendekatkan diri kepada Allah), bahkan (katanya sebagai) ibadah yang paling utama.



    فتاوى ابن الصلاح (2/ 499): مَسْأَلَة أَقوام يَقُولُونَ إِن سَماع الْغناء بالدف....


    Kesimpulan jawapan beliau ialah: “Mereka telah berdusta atas nama Allah Ta'ala. Dengan pendapat tersebut, pandangan ini masyhur di kalangan golongan batiniyyah yang Mulhidin (menyimpang). Mereka juga bertentangan dengan ijma'.



    Sesiapa yang menentang ijma', (ia) terkena ancaman firman Allah:



    وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًا


    Dan sesiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia berleluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam. Dan Jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali. [An-Nisa:115]”. [Fatawa Ibnu As-Solah, 2/499- Syamilah. Lihat: Kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, ms. 170].



  6. Syeikh Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiah rahimahullah berkata:



    “Dan telah diketahui secara pasti dari agama Islam, bahawa Nabi SAW tidak mensyariatkan kepada orang-orang soleh dan para ahli ibadah dari umat Baginda, agar mereka berkumpul dan mendengarkan bait-bait yang dilagukan dengan bertepuk tangan, atau pukulan dengan kayu (stik), atau rebana. Sebagaimana Baginda tidak membolehkan bagi seorangpun untuk tidak mengikuti Baginda, atau tidak mengikuti apa yang ada pada Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah). Baginda tidak membolehkan, baik dalam perkara batin atau zahir, untuk orang awam atau untuk orang tertentu.” [Majmu' Fatawa, 11/565. Dinukil dari kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, ms. 165].



  7. Fatwa Imam as-Suyuthi rahimahullah (wafat 911H):



    "ومن ذلك الرقص، والغناء في المساجد، وضرب الدف أو الرباب، أو غير ذلك من آلات الطرب. فمن فعل ذلك في المسجد، فهو مبتدع، ضال، مستحق للطرد والضرب؛ لأنه استخف بما أمر الله بتعظيمه، قال الله تعالى: (في بيوت أذن الله أن ترفع " أي تعظم " ويذكر فيها اسمه)، أي يتلى فيها كتابه. وبيوت الله هي المساجد؛ وقد أمر الله بتعظيمها، وصيانتها عن الأقذار، والأوساخ، والصبيان، والمخاط، والثوم، والبصل، وإنشاد الشعر فيها، والغناء والرقص؛ فمن غنى فيها أو رقص فهو مبتدع، ضال مضل، مستحق للعقوبة". [الأمر بالاتباع والنهي عن الابتداع - (ج 1 / ص 30) المكتبة الشاملة].


    “Dan di antaranya adalah menari, menyanyi di dalam masjid, memukul kompang (atau gendang) atau rebab (sejenis alat muzik bertali seperti biola), atau selain itu dari jenis-jenis alat-alat muzik.



    aka sesiapa yang melakukan perkara yang tersebut di dalam masjid maka dia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah), sesat, perlu dihalau dan boleh dipukul, kerana dia meremehkan perintah Allah untuk memuliakan masjid. Allah SWT berfirman: “Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan (iaitu menggagungkannya) dan disebut nama-Nya di dalamnya.” [An-Nur, 24: 36]. Iaitu dibacakan kitab-Nya di dalamnya.



    Rumah-rumah Allah adalah masjid-masjid, dan Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk memuliakannya, menjaganya dari kotoran, najis, anak-anak (dari mengotori masjid), hingus, bawang putih, bawang merah (memakannya kemudian ke masjid tanpa bersugi terlebih dahulu), nasyid-nasyid, sya’ir, nyanyian dan tarian di dalamnya. Maka sesiapa yang menyanyi atau menari di dalamnya maka dia adalah pelaku bid’ah, sesat dan menyesatkan, dan berhak dikenakan hukuman.” [Jalaluddin as-Suyuti, Al-Amru bil Ittiba’ wan Nahyu ‘anil Ibtida’, m/s. 30 – Al-Maktabah Asy-Syamilah].



  8. Bagi orang Malaysia pula, Nasihat dari Majlis Fatwa Negeri Melaka:



    Fatwa Larangan Berzikir, Memukul Gendang Atau Peralatan Muzik Lain Di Dalam Masjid.



    Ibadah. Tarikh Keputusan: 29 Dec, 2010.



    Keputusan:



    (a) Dilarang memukul alat gendang atau memainkan apa-apa jenis alatan muzik di dalam masjid atau surau kerana perbuatan tersebut adalah bercanggah dengan syariat dan akhlak Islam;



    (b) Bagaimanapun, penggunaan alat gendang atau apa-apa jua jenis alatan muzik lain bagi menjalankan aktiviti yang dibenarkan oleh Syarak boleh dilaksanakan di luar bangunan masjid, surau atau madrasah dan pelaksanaannya hendaklah berlandaskan Syariat dan akhlak Islam.



    Status Penwartaan: Diwartakan



    Tarikh Diwartakan: 5 Jan, 2012



    Nombor Rujukan: JMM/BFB(S)/351/255/02/10; PUNM. 700-02/37 Jld. 2



    Akta/Enakmen: Enakmen Pentadbiran Agama Islam (Negeri Melaka) 2002



    Negeri: Melaka.



    Sumber: http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-negeri/fatwa-larangan-berzikir-memukul-gendang-atau-peralatan-muzik-lain-di-dalam-masjid





Penutup



Demikianlah penjelasan yang ringkas tentang masalah ini, kami nukilkan untuk maklumat dan penjelasan kepada masyarakat, lakukanlah amalan yang jelas ada dalil keharusannya, mencari yang benar dan tidak ada keraguan dalam beribadat adalah selamat sebagaimana yang diputuskan oleh para ulama’ bahawa الخروج من الخلاف مستحب “Keluar dari perkara khilaf adalah dituntut”.



Perintah Nabi SAW:



عن الحسن بن علي بن أبي طالب سبط رسول الله وريحانته رضي الله عنه قال: حفظت من رسول الله صلى الله عليه وسلم: (دعْ ما يرِيبُك إلى ما لا يريبُك ) رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح .



“Tinggalkan apa yang kamu ragu kepada perkara tidak meragukan kamu”. [HR: Tirmizi, hasan sahih]


Perbuatan ini adalah khilaf antara Haram dengan Harus, bukan antara afdhal dengan kurang baik. Alhamdulillah, jalan ibadat kepada Allah yang sahih banyak dan luas kenapa mencari jalan yang kabur dan tidak jelas. Uslub untuk berdakwah dengan cara yang selamat masih banyak, tidak perlu menggunakan jalan yang meragukan keharusan amalnya, juga kesan akan kejayaannya.



Dalam ibadah tidak memadai hanya niat yang baik tanpa mengikut Syariat atau Sunnah. Niat yang baik mestilah diiringi dengan cara yang betul. Firman Allah SWT:



الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ



Dia-lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Ia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun. [al-Mulk 67:02]


Makna “lebih baik amalnya” (أحسن عملا ) ialah siapa yang amalannya paling ikhlas dan paling betul (أخلصه وأصوبه). Ini kerana sesuatu amalan jika ikhlas tetapi tidak betul maka ianya tidak diterima. Begitu juga sekiranya betul tetapi tidak ikhlas, maka ianya tidak diterima juga. Betul di dini merujuk kepada apa yang ditunjukkan oleh al-Qur’an dan al-Sunnah.



Insan tanpa panduan al-Quran dan al-Sunnah akan tersesat dalam menentukan cara ibadah kepada tuhan. Inilah yang berlaku di dalam agama-agama palsu. Mereka mencipta cara ibadah menurut akal fikiran mereka tanpa tunjuk ajar wahyu. Mereka tersesat jalan kerana mendakwa kehendak tuhan dalam ibadah tanpa bukti, sekalipun mungkin mereka itu ikhlas. Keikhlasan tanpa diikuti dengan cara yang ditunjukkan oleh al-Quran dan al-Sunnah adalah tidak mendapat tempat.



Maka ibadah mestilah bertepatan dengan apa yang dibawa oleh Nabi SAW berdalilkan apa yang disebut oleh Allah SWT:



قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ



Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. [Aal Imran 3:31]


Ibadah yang tidak mengikut cara yang ditunjukkan oleh baginda Nabi SAW sekalipun niat pengamalnya baik, adalah tertolak. Firman Allah SWT:



وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِي



Dan sesiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya, dan dia pada hari akhirat kelak dari orang-orang yang rugi. [Aal Imran 3:85]


Berkata al-Imam Ibn Kathir rahimahullah (774H) ketika menafsirkan ayat di atas: “Sesiapa yang melalui suatu cara yang lain dari apa yang disyari‘atkan oleh Allah maka sama sekali ianya tidak diterima.” [Tafsir Ibn Kathir].



Dalam hal ini Dr. Yusuf al-Qaradawi juga mengingatkan:



“Hendaklah seorang muslim dalam ibadahnya mengikut batasan yang ditentukan untuknya. Tidak mencukupi hanya sekadar bertujuan untuk keredhaan Allah semata, bahkan hendaklah ibadah itu dilakukan dalam bentuk yang disyariatkan Allah, dengan kaifiyyat (tatacara) yang diredhai-Nya. Janganlah ibadah seorang muslim itu ialah apa yang yang direka oleh manusia berdasarkan hawa nafsu dan sangkaan”. [Al-Qaradawi, Al-`Ibadah fi al-Islam].



Semoga kita mendapat bimbingan dan rahmat dalam beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah, Alhamdulillah Rabbil 'alamin.



وصل الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين




Sumber:

    Al-Maktabah Asy-Syamilah.

    http://almanhaj.or.id/content/3275/slash/0/bagaimana-cara-selawat-yang-sesuai-sunnah-dan-bolehkah-selawat-diiringi-dengan-rebana/

    http://abuanasmadani.blogspot.com/2012/04/fatwa-larangan-berzikir-memukul-gendang.html




Di Susun Oleh:

Al-Faqir Ilallah, Abu Anas Madani.

13 R. Awal 1434H – 25/1/2013M.

www.abuanasmadani.com

www.abuanasmadani.blogspot.com

www.dartaibah.com





IlyTrolak:

"Berselawatlah... Wallahualam..."


Komen, pendapat dan cadangan dari pihak pembaca yang budiman, amat kami hargai dan didahului ucapan terima kasih



PERINGATAN: Aku Budak Trolak tidak bertanggungjawab terhadap komentar yang diutarakan melalui laman ini. Ia pandangan peribadi pelawat laman ini dan tidak semestinya menggambarkan pendirian pemilik laman. Segala risiko akibat komen yang disiarkan menjadi tanggungjawab pelawat laman itu sendiri.




Keselamatan Dan Organisasi Bengkel

Keselamatan bengkel merupakan perkara utama yang ditekankan kepada murid sepanjang berada di dalam bengkel. Murid perlu mematuhi peraturan keselamatan di dalam bengkel. Keadaan bengkel yang kemas dan teratur dapat menjamin keselamatan semasa menggunakan bengkel.



Soalan 1

Apakah kepentingan mempunyai bengkel yang selamat?


murid boleh belajar dengan aman

agar pelawat seronok untuk melawat

murid-murid boleh berada dalam bengkel dalam tempoh yang lama

mencegah kemungkinan berlakunya kemalangan





Soalan 2

Berikut merupakan peraturan yang perlu untuk setiap bengkel.


Peraturan Keselamatan Am dan Peraturan Keselamatan Khusus

Peraturan Keselamatan Umum dan Peraturan Keselamatan Bengkel

Peraturan Keselamatan Am dan Peraturan Keselamatan Diri

Peraturan Keselamatan Bengkel dan Peraturan Keselamatan Diri





Soalan 3

Apakah langkah utama sebelum masuk ke dalam bengkel?


Pastikan tingkap dibuka.

Dapatkan kebenaran guru.

Bersihkan meja dan bengkel.

Beratur terlebih dahulu diluar bengkel.





Soalan 4



Pilih peraturan yang berkaitan dengan gambar di atas?


Memakai pakaian yang sesuai semasa menjalankan aktiviti amali.

Cuci tangan menggunakan sabun dan air.

Berhati-hati semasa menggunakan alatan dan bahan.

Jangan bermain dan bergurau senda





Soalan 5

Apakah sikap Ali yang tidak boleh diikuti ketika memasuki bengkel Kemahiran Hidup?


Berambut pendek dan kemas

Menanggalkan tali leher dan meletakkannya di luar bengkel.

Melipatkan lengan baju yang panjang

Tidak memakai kasut dan stoking





Soalan 6

Semua pintu dan tingkap di bengkel haruslah dibuka supaya….


Kerja-kerja yang dilakukan dapat dilihat oleh murid yang lain.

Keselamatan murid di dalam bengkel lebih terjamin.

Keadaan tempat kerja mempunyai bekalan udara dan cahaya yang mencukupi.

Keadaan bengkel kelihatan lebih berseri.





Soalan 7

Ruang kerja dan persekitaran bengkel yang bersih, tersusun, dan kemas mewujudkan suasana yang berikut, kecuali...


Berasa seronok dan gembira untuk belajar dan bekerja.

Sering terjadi kemalangan dan kecederaan.

Aktiviti dan projek boleh dijalankan dengan sempurna.

Alatan tangan mudah dicari apabila hendak digunakan.





Soalan 8

Murid yang disenaraikan berkemungkinan sukar untuk mengalami kecederaan dalam bengkel kecuali...


murid yang ingin menyiapkan projek dengan cepat.

murid yang berkasut getah.

murid yang patuh kepada peraturan keselamatan.

murid yang merancang kerja yang akan dilakukan.





Soalan 9

Apakah yang perlu dilakukan sekiranya alatan tangan di dalam bengkel hilang?


Mendiamkan diri.

Menggantikan dengan alatan yang baru.

Menyiasat siapa yang mengambil alatan itu.

Melaporkan kehilangan alatan itu kepada guru.





Soalan 10

Carta peraturan keselamatan hendaklah disediakan dan dipamerkan di bengkel untuk ....


Menceriakan bengkel.

Menggembirakan guru.

Mengingatkan murid.

Mengawasi murid.







IlyTrolak:

"Satu jawapan yang dijawab betul, akan diberi markah 1. Markah penuh bagi set soalan ini ialah 10 markah."
















Komen, pendapat dan cadangan dari pihak pembaca yang budiman, amat kami hargai dan didahului ucapan terima kasih



PERINGATAN: Aku Budak Trolak tidak bertanggungjawab terhadap komentar yang diutarakan melalui laman ini. Ia pandangan peribadi pelawat laman ini dan tidak semestinya menggambarkan pendirian pemilik laman. Segala risiko akibat komen yang disiarkan menjadi tanggungjawab pelawat laman itu sendiri.